Sukses

Mobil Pintar Baidu Bakal Lebih Cerdas Dibanding Milik Google

Mobil pintar Baidu nantinya akan bertindak seperti 'kuda' bukan 'robot' ala mobil pintar Google.

Liputan6.com, Jakarta - Self-driving car atau mobil yang bisa menyetir sendiri merupakan proyek masa depan yang didambakan banyak kalangan. Bahkan beberapa perusahaan otomotif dan teknologi tengah mengembangkan teknologi tersebut.

Tak ingin ketinggalan dari Google yang telah lebih dulu memamerkan mobil pintar besutannya, Baidu yang kerap mendapat julukan 'Google-nya Tiongkok' pun kabarnya mulai merencanakan pengembangan teknologi mobil pintar. Bahkan raksasa bisnis berbasis internet dari Negeri Tirai Bambu itu juga mengklaim jika nanti mobil pintar besutannya bakal lebih 'cerdas' dibanding milik Google.

Direktur Deputi Institute of Deep Learning Baidu, Kai Yu, dalam sebuah kesempatan mengistilahkan bahwa mobil pintar Baidu nantinya akan bertindak seperti 'kuda' bukan 'robot' ala mobil pintar Google.

"Ini sebenarnya akan menjadi asisten cerdas yang dapat mengumpulkan data dari berbagai situasi jalanan dan kemudian akan dijadikan sebagai acuan... Kami tidak akan menyebutnya sebagai mobil tanpa pengemudi, karena kami pikir sebuah mobil pintar diciptakan untuk membantu manusia, bukan menggantikan peran manusia. Jadi kami lebih memilih untuk menyebutnya sebagai mobil otonom," papar Kai Yu dikutip dari laman The Next Web, Minggu (27/7/2014).

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa Baidu tidak ingin kemampuan berkendara otomatis mobil pintar dilepas begitu saja tanpa kendali manusia. Layaknya seorang penunggang kuda yang masih memiliki kuasa meski sang kuda sebenarnya dapat berkehendak sendiri.

Sebelumnya Biro Investigasi Federal (FBI) menanggapi teknologi mobil pintar dengan sinis. Mereka berpendapat bahwa mobil yang bisa mengemudi sendiri dapat digunakan sebagai 'senjata mematikan'. "Kendaraan tersebut dikhawatirkan akan memiliki dampak yang tinggi, baik bisa digunakan untuk mendukung maupun melawan hukum," kata FBI kepada Guardian.

Bukan itu saja, FBI juga khawatir kalau mobil yang bisa mengemudi sendiri dapat diprogram untuk mematuhi perintah pengemudi dan digunakan sebagai bom bunuh diri oleh teroris. Pun demikian, biro investigasi Amerika Serikat itu tak hanya mengutarakan sisi negatif dari penggunaan self-driving car.

FBI menuturkan bahwa mobil pintar dapat  mengurangi jumlah kecelakaan di jalan raya karena mereka pada dasarnya mampu menghilangkan faktor kelalaian manusia sebagai penyebab utama kecelakaan.