Sukses

Begini Cara XL Antisipasi Lonjakan Trafik Data

Operator seluler harus siap memutar otak demi dapat memenuhi kebutuhan pelanggannya atas layanan data.

Liputan6.com, Jakarta - Kebutuhan layanan komunikasi berbasis internet kian banyak dipakai pelanggan telekomunikasi di Indonesia. Karena itu, operator seluler harus siap memutar otak demi dapat memenuhi kebutuhan pelanggannya atas layanan data.

PT XL Axiata Tbk (XL) mengaku sedang mengkaji rencana menggelar teknologi 3G di frekuensi 900 Mhz. Teknologi U900 diharapkan dapat mengantisipasi meningkatnya layanan data oleh pelanggannya yang terus menanjak.

"Saat ini XL punya 37,5 juta pelanggan data, trafiknya pun naik terus. Kita harus pintar mengelola trafik. Penerapan U900 salah satu yang dikaji," ungkap Direktur Services Management XL Axiata Ongki Kurniawan di fX Mall, Jakarta, Rabu (13/8/2014).

Ditambahkan Ongki, perusahaannya baru saja mengkaji ujicoba terbatas di Karawang dan Gresik untuk menggelar U900. Ujicoba itu memakai kapasitas frekuensi sebesar 5 Mhz.

XL sendiri memiliki 7,5 Mhz frekuensi di 900 mhz. Perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Indonesia itu baru mau menggelar U900 setelah melewati persiapan yang matang.

"Kita maunya persiapannya matang sebelum benar-benar digelar. Soalnya isu interferensi di frekuensi 900 MHz itu masih ada untuk uplink. Kita tidak mau gelar layanan ini tetapi pelanggan mendapatkan pengalaman yang tidak menyenangkan," papar Ongki.

Ongki juga mengklaim bahwa teknologi U900 akan disediakan bagi pelanggan yang masuk dalam kategori kota Tier II. Sebab secara layanan teknologi baru yang diadopsinya memang ideal untuk menambah jangkauan.

"Penerapan U900 ini agar memenuhi strategi Low-High bandwitdh untuk data. Kita sudah jalankan 3G di frekuensi 2,1 GHz yang ideal untuk kapasitas, sedangkan di 900 MHz jika jalan ini untuk coverage," jelas Ongki.

Selain untuk perluas jaringan, adopsi teknologi U900 diharapkan bisa menghemat belanja modal perusahaan sekitar 30% sampai 40%.

"Investasi yang dikeluarkan pastinya ada. Karena untuk penerapan teknologi ini modul di BTS harus kita ganti semua, sedangkan kita memiliki sekitar 30 ribuan BTS 2G," tandasnya.Â