Sukses

ISIS Rekrut Anggota Remaja Lewat Video Game?

ISIS menggunakan sarana video game bertema perang untuk menarik perhatian para remaja.

Liputan6.com, Cardiff -- Ahmed Muthana, seorang ayah asal Cardiff, Wales, memiliki argumen yang cukup mengejutkan terkait cara dan praktek perekrutan anggota Daulah Islamiyah (ISIS) dari kalangan remaja. Menurutnya, ISIS menggunakan sarana video game bertema perang untuk menarik perhatian para remaja.

Dua orang anak Muthana sendiri adalah korbannya dan kini diketahui sudah bergabung dengan kelompok Militan ISIS di Suriah. Muthana menjelaskan, kedua anaknya --Nasser (20) dan Assel (17)-- hobi bermain game.

Awalnya mereka hanya gemar bermain game-game bergenre olahraga. Namun belakangan keduanya kerap meminta sang ayah untuk membelikan sejumlah judul game perang, salah satunya adalah game simulasi peperangan populer Call of Duty.

Karena harganya yang mahal, Muthana memutuskan untuk tidak membelikannya. Akan tetapi entah dari mana kedua anaknya itu bisa memiliki game Call of Duty dan memainkannya terus menerus.

"Mereka pernah meminta untuk dibelikan Call of Duty, tapi aku tidak sanggup membelikannya. Tapi aku tahu mereka diam-diam memilikinya. Mungkin permainan itu dibelikan oleh orang lain yang mempengaruhi mereka untuk pergi ke Suriah," ungkap Muthana seperti yang dilansir laman Mirror, Rabu (27/8/2014).

Muthana bahkan berasumsi bahwa kedua anaknya sengaja dibelikan game Call of Duty untuk berlatih perang dan menyelesaikan misi-misi khusus.

"Permainan ini hanyalah fantasi, sementara anak-anak saya kini terjebak di dalam situasi nyata. Saya tidak percaya mungkin kini saya tidak akan bisa bertemu keduanya lagi," ujarnya.

Game Call of Duty memang menyajikan situasi simulasi perang yang sangat nyata. Misi-misi peperangan beserta tantangan yang dihadapi dalam game besutan Activision ini juga sesuai dengan kenyataan di lapangan peperangan.



Sebelumnya Nasser, salah satu anak Muthana sempat muncul di sebuah video perekrutan ISIS yang beredar via YouTube. Ia tidak sendiri, melainkan bersama seorang remaja lain yang juga berasal dari Cardiff. Remaja itu kini diketahui bernama Riyaad Khan (20). Sementara adik Nasser, Assel, hingga kini belum teridentifikasi keberadaaannya. Namun sang ayah yakin kedua anaknya ada di Suriah.

"Kedua anakku dipengaruhi orang asing, tidak tahu siapa. Saya harap mereka mau kembali, hanya itu yang aku inginkan," tutup Muthana.Â