Sukses

Foto Bugil Artis Dicuri Hacker, Amankah Simpan Data di Cloud?

Sang hacker mengaku mendapatkan data foto-foto pribadi para artis tersebut dari penyimpanan berbasis awan milik Apple, iCloud.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang hacker melalui situs 4chan mengaku berhasil mencuri ratusan foto bugil selebritis ternama dunia. Sejumlah nama mentereng seperti Jennifer Lawrence, Ariana Grande, Victoria Justice, Kate Upton, Kim Kardashian, Rihanna, dan Mary Kate Olsen dilaporkan menjadi korbannya. 

Menurut keterangan sang hacker, ia mendapatkan data foto-foto pribadi para artis tersebut dari layanan penyimpanan berbasis awan (cloud) milik Apple, yakni iCloud.

Tren cloud sendiri memang terbilang baru berkembang beberapa tahun belakangan ini. Sejumlah layanan cloud populer seperti iCloud, Dropbox, Google Drive dan Microsoft OneDrive telah menjadi pilihan utama para pengguna perangkat mobile untuk menyimpan berbagai jenis data pribadinya.

Lalu sebenarnya seberapa amankah menyimpan data di layanan cloud yang saat ini ramai ditawarkan ke para pengguna perangkat mobile?

Ini kata Steve Wozniak

Salah satu tokoh dunia teknologi yang mengkhawatirkan keamanan platform cloud adalah pendiri Apple, Steve Wozniak.

Pada sebuah wawancara khusus dengan situs berita teknologi ternama asal Spanyol, FayerWayer, pada pertengahan 2013 lalu, Wozniak mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap cara kerja platform komputasi cloud.

Menurutnya, platform cloud mulai menggerus konsep kepemilikan konten digital secara privat bagi para pengguna. Sekalipun pengguna membayar untuk menggunakan konten tersebut, namun pengguna tetap tidak sepenuhnya berhak atas kepemilikannya. Kebebasan pengguna dalam menggunakannya juga dibatasi oleh berbagai aturan.

Woz -- sapaan akrab Wozniak -- mengatakan, "Kini setelah kita menginjak abad digital, Anda sudah kesulitan untuk benar-benar memiliki sesuatu hal secara nyata. Lihat saja layanan berlangganan cloud yang ada, Anda diharuskan untuk menyetujui ketentuan-ketentuan sesuai layanan mereka tapi Anda tidak memiliki hak untuk mengaturnya."

"Jika Anda mengunggah sebuah konten di cloud, maka Anda tidak benar-benar memilikinya lagi secara pribadi. Anda telah menandatangani kesepatakan untuk aturan tersebut. Kalau konten tersebut hilang, atau mereka memutuskan untuk tidak menyukai Anda maka mereka langsung memotong akses Anda untuk mendapatkannya kembali, dan Anda akan kehilangan foto-foto berharga Anda (ataupun konten lainnya). Ketika kita tumbuh, konsep kepemilikan semacam inilah yang membedakan antara Amerika dengan (komunisme) di Rusia," ucap Woz seperti yang dilansir laman BGR.

2 dari 2 halaman

Sistem keamanan iCloud

Sistem keamanan iCloud sudah mencukupi

Dalam situs resmi Apple dijabarkan rangkaian sistem keamanan yang melindungi layanan iCloud. Di sana disebutkan bahwa data yang disimpan pada iCloud telah melalui dua kali proses enkripsi, yaitu di bagian server dan ketika dikirimkan dari perangkat pengguna. Ini artinya, secara teknis data pada server iCloud dan saat perjalanan pengiriman data seharusnya tidak bisa dicuri.

Selain urusan enkripsi, laman Mashable melansir bahwa Apple juga menerapkan sistem keamanan otentifikasi dua kali bagi para pengguna yang ingin mengakses layanan iCloud mereka. Jadi, selama username dan password Anda tergolong unik, data yang Anda miliki akan aman.

Meski begitu, hacker memang selalu memiliki cara tersendiri untuk membobol sistem keamanan yang diadopsi sebuah layanan. Satu-satunya celah yang pada iCloud diyakini berada pada sang pengguna sendiri.

Kemungkinan pertama, bisa jadi sang pengguna menggunakan username dan password yang mudah ditebak oleh hacker. Sementara kemungkinan kedua, celah keamanan terdapat pada perangkat yang digunakan, di mana bersarang malware yang bertugas untuk menyedot beragam jenis informasi pribadi, termasuk username dan password.