Sukses

Anda Bisa Berduaan dengan Gadis ABG di Game Cabul Ini

Di game virtual reality ini, pemainnya seakan-akan berada di dalam kamar seorang gadis pelajar sekolah Jepang.

Liputan6.com, Tokyo - Di sebuah acara jelang gelaran Tokyo Game Show yang berlangsung 7 September lalu, Sony merilis sebuah video game baru yang kontroversial. Video game aneh ini diciptakan dalam rangka uji coba proyek headset virtual reality besutan mereka, Project Morpheus.

Video game ini bertajuk Summer Lesson. Meski dari judulnya nampak normal-normal saja, namun tidak pada sisi gameplay yang dihadirkan. Summer Lesson adalah sebuah game virtual reality yang akan membuat sang pemainnya seakan-akan berada di dalam kamar seorang gadis pelajar sekolah Jepang.

Menurut yang dilaporkan laman Engadget, Kamis (11/9/2014), di dalam kamar tersebut pemain dapat berinteraksi dengan karakter gadis ABG yang dipilih. Anda bisa bercakap-cakap dan melihat berbagai kegiatan karakter gadis ABG tersebut di dalam kamar.

Tentunya game terkesan cabul ini menuai kontroversi saat dipamerkan. Terlebih saat uji cobanya dipertontonkan, Kasuhiro Harada selaku Game Director Sony memfokuskan pandangan pada bagian-bagian sensitif karakter gadis ABG tersebut, terutama di bagian dada dan paha.



Sebelumnya Feminis asal Kanada yang juga blogger, Anita Sarkeesian, telah menyoroti bagaimana perempuan digambarkan dalam budaya populer, khususnya dalam video game. Dia mempublikasikan sebuah video yang memperlihatkan seberapa banyak video game memperlakukan perempuan sebagai mainan seksual dan korban abadi kekerasan laki-laki.

Namun sayang, maksud baik Sarkeesian justru mengundang petaka bagi dirinya sendiri. Ia terpaksa meninggalkan rumahnya dan kini tinggal bersama teman-temanya setelah menerima banyak ancaman kekerasan di Twitter.

Sarkeesian mengungkapkan berbagai ancaman yang dilontarkan melalui tweet padanya. Di antaranya ada orang yang mengancam akan memperkosanya, memutilasi, dan meminum darahnya.

Ada sejumlah ancaman mengerikan terhadap saya dan keluarga saya. Saya telah menghubungi pihak berwenang," tulis akun Feminist Frequency, @femfreq, yang dikelola oleh Sarkeesian.Â