Sukses

Bitcoin Bisa Membahayakan Perekonomian Negara

Crypto currency atau mata uang virtual seperti Bitcoin dinilai bisa menimbulkan risiko terhadap stabilitas keuangan.

Liputan6.com, Jakarta - Bank of England menilai crypto currency atau mata uang virtual seperti Bitcoin bisa menimbulkan risiko terhadap stabilitas keuangan di Inggris jika diadopsi dalam skala luas. Peringatan ini disampaikan dalam sebuah laporan mengenai isu-isu potensial bagi perekonomian, yang ditimbulkan dari penyebaran mata uang digital.

Bitcoin pada dasarnya tidak berisiko karena skema penggunaannya masih kecil. Tapi menurut Bank of England, hal itu dapat berubah seandainya Bitcoin tumbuh dengan signifikan.

"Bank terus memantau mata uang digital dan risiko yang ditimbulkan. Jika sebagian orang melakukan transaksi secara eksklusif menggunakan mata uang digital, maka kemampuan Bank untuk mempengaruhi kebutuhan kelompok ini bisa terganggu," jelas Bank of England seperti dilansir Telegraph, Sabtu (13/9/2014).

Meski minat terhadap Bitcon berkembang pesat, tapi masih berada di wilayah tertentu saja. Bank of England memperkirakan hanya 20 ribu orang di Inggris yang saat ini memiliki Bitcoin dan mereka belum melihatnya sebagai uang.

Total pemilik Bitcoin di Inggris diprediksi melakukan transaksi setidaknya 300 kali per hari. Jumlah nilai Bitcoin di negara itu sendiri diperkirakan berkisar 60 juta poundsterling.

Bank itu juga mengatakan bahwa masih ada hambatan yang signifikan bagi Bitcoin mendominasi mata uang di Inggris. "Bitcoin tidak mungkin bisa mengurangi kemampuan Bank untuk mencapai stabilitas moneter. Jika akhirnya bisa, secara terori, maka ini bisa berubah jika pounsterling ditinggalkan demi mata uang alternatif untuk perekonomian. Tapi skenario seperti itu dianggap sangat tidak mungkin pada saat ini," ungkap Bank tersebut.

Kendati demikian, Bank of England tidak menutup kemungkinan teknologi di balik mata uang digital bisa digunakan untuk berbagai hal lainnya. Tidak hanya sebagai alat pembayaran.Â