Liputan6.com, Banjarnegara - Siapa sangka, biji salak yang selama ini terbuang percuma dan dianggap tak ada gunanya dapat menjadi bahan energi alternatif. Di tangan dua pelajar kreatif dari SMAN 1 Bawang, Banjarnegara, Jawa Tengah, biji salak dijadikan briket di tengah melonjaknya harga elpiji.
Ide inovatif Afidian Sikta dan Anisa Nurhidayah muncul kala melihat banyaknya limbah biji salak di wilayah Banjarnegara. Untuk diketahui, Kabupaten Banjarnegara merupakan salah satu sentra penghasil salak, baik pondoh atau lokal terbesar di Jawa Tengah.
Hasil karya mereka dinamakan `briket biji salak ampas kelapa dan sereh (Bibilakaks)`. Dari yang tak berguna, kini biji salak dapat bermanfaat dan digunakan sebagai bahan bakar untuk kebutuhan rumah tangga.
"Untuk satu Bibilakaks dapat untuk melakukan pembakaran hingga dua jam untuk empat tabung Bibilakaks. Sementara untuk satu tabung membutuhkan hingga 20 butir biji salak," kata salah satu pelajar pembuat Bibilakaks, Afidian Sikta di Banjarnegara.
Menurutnya, pembuatan briket tersebut dilakukan dengan pembakaran biji salak untuk menjadi arang. Setelah itu, arang biji salak direkatkan dengan olahan bahan campuran lainnya seperti sereh dan ampas kelapa yang dikeringkan. Setelah itu, satu tabung briket dengan diameter sekitar 4 sentimeter dan panjang 10 sentimeter siap untuk digunakan.
"Kita sudah mencoba untuk memasak, aroma sereh dari briket akan menambah wangi masakan," tambah Afidian.
Ternyata, inovasi dua pelajar itu tak hanya memiliki sisi kegunaan ekonomis dan energi alternatif, berkat karya ini mereka juga meraih prestasi akademik.
Terbukti, dalam ajang lomba Karya Ilmiah Remaja (KIR) tingkat Provinsi Jawa Tengah, Bibilakaks karya Afidian Sikta dan Anisa Nurhidayah mampu menjadi yang terbaik dan menyabet juara satu tingkat provinsi.Â
Pelajar Banjarnegara Sulap Biji Salak Jadi Energi Alternatif
Biji salak yang selama ini terbuang percuma dan dianggap tak ada gunanya dapat menjadi bahan energi alternatif sebagai bahan bakar.
Advertisement