Sukses

Kualitas Layanan Seluler di Indonesia Masih Mengecewakan

Sekitar 80% pelanggan layanan telekomunikasi mengaku rela membayar lebih mahal untuk mendapatkan kualitas layanan yang lebih baik.

Liputan6.com, Jakarta - Penetrasi pengguna layanan telekomunikasi di Indonesia telah melampaui jumlah populasi penduduk. Meski begitu, kualitas layanan telekomunikasi di Indonesia dinilai masih mengecewakan pelanggan.

Hal itu terungkap dari riset konsumen yang dilakukan oleh Accenture selama bulan Oktober hingga Desember 2013. Dalam laporannya, diketahui pelanggan telekomunikasi Tanah Air bersedia membayar lebih mahal supaya mendapatkan kepuasan dalam menikmati layanan telekomunikasi.

"Sekitar 80% pelanggan layanan telekomunikasi mengaku rela membayar lebih mahal untuk mendapatkan kualitas layanan yang lebih baik daripada yang mereka dapatkan saat ini," papar Tore Berg, Managing Director for Communication, Media & Technology dan Costumer Realtionship Management Accenture di kantornya.

Meski kecewa pada kualitas layanan telekomunikasi yang disediakan operator saat ini, para pelanggan tersebut mengaku masih tetap akan menambah jumlah perangkat teknologi yang terhubung pada layanan telekomunikasi.

Sekitar 55% responden Accenture menyatakan akan menambah jumlah perangkat telekomunikasi yang dipakainya. Mereka mengaku siap menyisihkan sebagian pengeluaran wajib mereka selama 12 bulan ke depan agar bisa memakai gadget baru.

Semakin banyaknya konten dan aplikasi yang disediakan pengembang untuk mendukung penggunaan perangkat gadget terbaru jadi alasan pelanggan rela menambah pengeluaran mereka di penggunaan perangkat teknologi dan layanan telekomunikasi.

"Bagaimanapun konten dan aplikasi yang ada sekarang mendorong masyarakat untuk mengganti perangkat mereka jadi yang lebih baru. Layanan telekomunikasi jadi salah satu kunci agar pelanggan bisa menikmati konten dan aplikasi tersebut," tambah Tore ketika dijumpai di kantor Accenture, Selasa (7/10/2104).

Tore juga menyatakan bahwa peningkatan kualitas layanan telekomunikasi merupakan salah satu perhatian dari berbagai penyedia produk teknologi di dunia. Pengembangan dan penelitian demi kualitas kecepatan akses internet terus dilakukan agar masalah jaringan lambat bisa terpecahkan.

Riset ini melibatkan 1.000 pengguna internet di Indonesia dari beberapa kota besar yakni Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Makassar dan Balikpapan. Respondennya berasal dari kalangan kelas menengah dari sisi pendapatan.Â