Liputan6.com, Jakarta - Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi)Â mahsyur dengan konsep pengawasan terjun langsung ke masyarakat dan kantor-kantor pemerintah. Dan sebagai Presiden, kini Jokowi dituntut harus bisa meneruskan konsep pengawasan daerah ke berbagai wilayah-wilayah terpencil di seluruh Indonesia.
Tentunya diperlukan konsep kerja yang lebih efisien jika ruang lingkupnya adalah seluruh wilayah negara Indonesia. Solusi yang ditawarkan oleh pemerintahan Jokowi untuk menanggulangi masalah ini adalah konsep pengawasan berbasis teknologi telekomunikasi, atau yang populer disebut dengan e-blusukan.
Di akhir September kemarin, konsep e-blusukan Jokowi untuk pertama kalinya dipraktekan. Saat itu Jokowi melakukan perbincangan melalui telekonferensi bersama sejumlah relawan dan warga Papua yang berkumpul di lapangan Trikora, Abepura, Papua.
Sukses dengan Papua, 10 Oktober kemarin Jokowi melanjutakn e-blusukan dengan kelompok usaha tani di beberapa wilayah, yakni Maluku Utara, Bangka Belitung, Yogyakarta, Aceh, Kalimantan Barat dan Yogyakarta.
Komunikasi jarak jauh yang memanfaatkan teknologi ini dilakukan untuk mendengar berbagai keluhan rakyat secara langsung, tanpa harus bertatap muka secara fisik. Selain efisien, e-blusukan juga bertujuan untuk memperluas akses infrasturktur telekomunikasi --khususnya berbasis internet-- di seluruh wilayah Indonesia.
Konsep pengawasan pusat ke daerah dengan memanfaatkan teknologi telekomunikasi ini mendapat dukungan dari banyak pihak. Telkomsel contohnya, Direktur Keuangan Telkom, Honesti Basyir sempat mengungkapkan bahwa pihaknya siap mendukung sistem informasi elektronik program e-blusukan.
"Kami nggak ragu dan 1.000 persen siap mendukung pemerintah," tegasnya di acara Investor Summit 2014, beberapa waktu lalu.
Selain Telkomsel, dukungan juga mengalir dari komunitas akademisi. Belum lama ini komunitas akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dilaporkan telah menciptakan sebuah sistem komputasi Smart City yang diharapkan mampu meningkatkan efektivitas e-blusukan.
"Kami ingin mendukung e-blusukan dengan membuat 'otak' dari Smart City yaitu smart system platform (SSP). Soalnya semangat e-blusukan itu ada di Smart City," ungkap Guru Besar ITB sekaligus inisiator Smart City Indonesia, Suhono Harso Supangkat, dalam siaran resminya.
Sejauh ini dua kota di wilayah Jawa Barat, yakni Bandung dan Bogor, dikabarkan menjadi dua kota terdepan yang siap menggelar konsep smart city milik ITB. Untuk ke depannya diharapkan seluruh wilayah di Indonesia dapat menerapkan konsep Smart City.
Menunggu Gebrakan e-Blusukan Jokowi
Di akhir September kemarin, konsep e-blusukan Jokowi untuk pertama kalinya dipraktekan untuk berkomunikasi dengan warga Papua.
Advertisement