Liputan6.com, Jakarta - Gedung Majelis Permusyarahan Rakyat (MPR) / Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menjadi saksi pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Republik Indonesia periode 2014-2019, Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Pengamanan ketat diterapkan di komplek gedung yang berada di kawasan Senayan tersebut.
Berbagai model kendaraan dan personel taktis yang dimiliki Tentara Nasional Indonesia (TNI) maupun kepolisian berpindah lokasi untuk mengamankan jalannya sidang paripurna MPR dan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden baru.
"Meni kos rek perang ih, padahal mah biasa wae (Sampe kayak mau perang ih, padahal biasa saja)," kata Ceu Popong dalam Bahasa Sunda mengomentari persiapan prosesi perpindahan kepemimpinan Indonesia dari Susilo Bambang Yudhoyono kepada Joko Widodo.
Ceu Popong merupakan Anggota DPR dari Cianjur yang merupakan anggota tertua periode 2014-2019. Wanita ini populer di media sosial karena peristiwa kehilangan palu sidang sewaktu memimpin rapat perdana DPR RI.
Komentar persiapan mirip perang pada persiapan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI 2014-2019 yang dilontarkan Ceu Popong bukan tanpa alasan. Ia mengklaim dirinya akrab dengan situasi perang karena mendiang suaminya merupakan tentara.
"Sayah mah istri tentara matak apal oge kumaha kondisi rek perang. Ieu mah mirip jiga nu rek perang (Saya istri tentara makanya tahu bagaimana kondisi mau perang. Ini sih mirip kondisi mau perang," ujar nenek bernama lengkap Popong Otje Djundjunan kepada tim Tekno liputan6.com di Gedung Nusantara II komplek DPR RI, Senin (20/10/2014).
Popularitas wanita anggota DPR tertua yang berusia 76 tahun itu melonjak setelah meme dirinya kehilangan palu saat sidang itu. Berbagai gambar plesetan dirinya tersebar di Twitter, Facebook dan Path.
Ceu Popong Komentari Prosesi Pelantikan Jokowi
Ceu Popong dalam Bahasa Sunda mengomentari persiapan prosesi pelantikan Presiden Joko Widodo di Gedung MPR/DPR. Apa katanya?
Advertisement