Sukses

Era TV Everywhere Dimulai, TV Konvensional Tergusur

Sebuah riset menunjukkan bahwa tren menonton acara televisi tidak lagi nongkrong di depan televisi, namun sudah bergeser ke arah mobile.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah riset menunjukkan bahwa tren menonton acara televisi tidak lagi nongkrong di depan televisi, namun sudah bergeser ke arah mobile. Era TV Everywhere sudah dimulai. Demikianlah hasil riset yang dipaparkan oleh Ericsson dalam laporannya Ericsson ConsumerLab TV & Media 2014.

Dalam laporan itu terungkap bahwa tren menonton TV streaming kini terus meningkat dan mendekati jumlah penonton TV konvensional. Sekitar 75% konsumen menonton konten streaming beberapa kali dalam seminggu. Jumlahnya nyaris menyamai penonton TV konvensional yang mencapai 77%.

"Tren menonton TV kini berubah. Berkat keberadaan smartphone dan tablet, orang-orang dalam satu rumah kini dapat menonton konten yang berbeda-beda pada waktu bersamaan di tempat yang sama," kata Afrizal Abdul Rahim, Head of Consumer Lab, Regional South East Asia and Oceania dalam jumpa pers di Plasa Senayan Jakarta, Kamis (23/10/2014).

Dalam penelitian ini juga terungkap bahwa 19% konsumen rela mengeluarkan uang demi bisa mengakses konten TV favorit mereka di perangkat mobile. Jumlah ini meningkat 25% hanya dalam waktu 2 tahun. Dengan kata lain, konsumen rela membayar agar bisa mengakses konten TV di mana saja.

"Riset kami menunjukkan bahwa 56% dari mereka yang membayar layanan S-VOD (layanan video-on-demand berlangganan) lebih suka semua episode dari serial TV favorit mereka tersedia sekaligus, sehingga mereka dapat menonton di waktu yang mereka suka," jelas Afrizal lagi.

Namun tentu saja adopsi TV Everywhere dan layanan video-on-demand ini ada hambatannya, yakni mahalnya biaya lalu lintas (trafik) data dan konten.

Dari survey ini juga terungkap bahwa 43% konsumen menginginkan pengalaman dalam menonton TV/Video berkualitas 4K/Ultra HD baik di PC, TV maupun smartphone.

"Perusahaan media perlu untuk memikirkan kembali bagaimana mereka menciptakan dan mengeluarkan konten, sedangkan fokus operator adalah penyediaan kualitas tertinggi tidak peduli perangkat apa yang digunakan untuk menonton," paparnya.

Riset ini menunjukkan bahwa ada pergeseran perilaku dalam menonton TV sehingga industri TV dan media juga dituntut untuk melakukan perubahan.

Ericsson melakukan survey ini dengan melibatkan lebih dari 23.000 pengguna internet di 23 negara, termasuk Indonesia. Hasil penelitian ini mewakili pandangan lebih dari 620 juta orang.