Liputan6.com, Jakarta - Susi Air menjadi maskapai penerbangan yang sedang mencuri perhatian banyak kalangan setelah pemiliknya Susi Pudjiastusi ditunjuk menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan di Kabinet Kerja.
Awal mula perusahaan Susi Air berdiri, dimulai dengan dua buah pesawat kecil buatan Cessna. Susi Air dirintis dengan dua buah pesawat Cessna 208B Grand Caravan pada tahun 2004. Prototipe pesawat model ini terbang pertama kali pada Desember 1982 dan mendapat sertifikasi dari Federal Aviation Administration (FAA) pada bulan Oktober 1984.
Pesawat ini memakai mesin Turboprop yang cukup populer di sejarah industri pesawat, yang diproduksi oleh Pratt & Whitney Canada. Mesin pesawat ini secara bawaan mempunyai kekuatan berkisar antara 580 sampai 920 tenaga kuda yang bisa dimaksimalisasi hinggan 1.940 tenaga kuda.
Pesawat mungil ini bisa menampung penumpang hingga 13 orang dengan empat baris kursi di belakang kokpit. Bagian bawah pesawat ini bisa dipasangi peralatan mendarat yang disesuaikan kebutuhan lokasi penerbangan, mulai dari roda untuk jalur normal hingga ski untuk pendaratan di atas air.
Pesawat milik Susi Air itu datang sekitar sebulan sebelum terjadinya gempa di Samudera Hindia yang mengakibatkan bencana Tsunami di Aceh. Kedua pesawat perintis itu pun kemudian dikirim Susi untuk menyalurkan bantuan bagi korban bencana di Aceh.
Pada mulanya, Susi Air berniat membantu distribusi bahan pokok secara gratis selama dua minggu saja. Tapi, ketika hendak kembali ke aktivitas rutinnya ternyata banyak lembaga non-pemerintah yang memintanya tetap berpartisipasi dalam pemulihan kondisi di Aceh.
Kini, Susi Air telah memiliki lebih dari 50 pesawat dari berbagai jenis, seperti Cessna Grand Caravan, Diamond Twin Star, Pilatus Turbo Porter, dan Diamond Star. Perusahaan ini juga telah memberikan berbagai layanan untuk pengguna maskapai yang dimilikinya, mulai dari penerbangan penumpang, kargo maupun sewa pesawat.
Mengenal Pesawat Susi Pudjiastuti, Dewa Penolong Tsunami Aceh
Kedua pesawat perintis yang baru sebulan dimiliki Susi Air dikirim untuk menyalurkan bantuan bagi korban bencana di Aceh pada tahun 2004.
Advertisement