Sukses

Snowden: Hindari Dropbox, Facebook dan Google

Pemerintah seharusnya tidak memiliki hak untuk meminta bocoran informasi dari para penyedia layanan berbasis internet.

Liputan6.com, Jakarta - Pembocor rahasia badan intelijen Amerka Serikat (NSA), Edward Snowden, kembali berbicara soal ancaman pelanggaran privasi yang mengintai para pengguna internet. Kali ini ia menyarankan bagi para pengguna yang peduli akan hak privasi untuk menghindari penggunaan layanan yang disediakan oleh Dropbox, Facebook dan Google.

Pernyataan tersebut ia lontarkan pada acara Yorker Festival. Pada kesempatan itu Snowden berbicara pada para audiens melalui web cam dari tempat tersembunyi. Ia menjelaskan, bahwa persoalan perlindungan privasi di internet sepenuhnya adalah tanggung jawab kebijakan pemerintah. 

Snowden berkeyakinan bahwa reformasi kebijakan pemerintah adalah satu-satunya jalan yang akan membebaskan para penyelenggara layanan dari kewajiban 'membocorkan' informasi pribadi penggunanya. Pemerintah seharusnya tidak memiliki hak untuk meminta bocoran informasi dari para penyedia layanan, termasuk pada Dropbox, Facebook, maupun Google.

"Kita harus bisa membuat sebuah program rahasia yang tak terjamah pemerintah. Jika tidak, Anda pasti tahu jangkauan kekuasaan pemerintah dan bagaimana mereka dapat menggunakannya dengan baik," papar Snowden.

Menanggapi pernyataan Snowden, Dropbox melalui bolg resmi mereka mengkonfirmasi bahwa pihaknya tidak pernah bekerjasama dengan pemerintah dalam hal pembocoran informasi pribadi pengguna.

"Semua file yang disimpan dan diambil melalui layanan Dropbox telah dienkripsi, baik saat dikirimkan dari pelanggan, maupun yang dikirimkan dari server kami. Termasuk ketika mereka 'beristirahat' di server kami," tulis Dropbox di blog resmi mereka seperti yang dilansir laman Techcrunch, Kamis (6/11/2014).

Sebelumnya Google, Facebook, Apple, Microsoft, dan masih banyak lagi perusahaan teknologi lainnya juga telah mengatakan bahwa mereka tidak menjalin kerjasama apaupun dengan pemerintah terkait 'pembocoran' data pribadi pengguna.

Bahkan perusahaan-perusahaan teknologi tersebut pun ramai-ramai melancarkan protes pada NSA karena diduga telah secara diam-diam memata-matai layanan mereka.