Liputan6.com, Jakarta - PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) tengah mengejar ambisi menjadi perusahaan digital, salah satu caranya dengan meluncurkan layanan Big Data. Telkomsel mengklaim akan lebih mengutamakan kualitas layanan Big Data, dan tidak mematok target untuk jumlah pelanggan.
Diungkapkan Vice President Digital Advertising Telkomsel, Haryati Lawidjaja, perusahaan tidak mengejar jumlah pelanggan korporasi, melainkan akan lebih mengutamakan kualitas data insight yang dikelola dalam layanan Big Data.
"Kita ingin menjadi pelopor dalam setiap inovasi termasuk layanan Big Data di kalangan operator dalam negeri. Oleh karena itu kami ingin tetap mengutamakan kualitas data yang dikelola," kata wanita yang kerap disapa Fey ini di kantor Telkomsel, Wisma Mulia, Jakarta.
Dia melanjutkan, layanan Big Data Telkomsel terbuka untuk korporasi dari berbagai industri, mulai dari maskapai penerbangan, ritel hingga perbankan - baik multinasional atau nasional.
"Karena baru diluncurkan, saat ini baru tiga perusahaan yang sedang dalam proses pengerjaan, selain itu ada lima perusahaan lain yang masih dalam penjajakan," sambungnya.
Ditambahkan General Manager Data Insight Sales Telkomsel, Stevy Kosasih, salah satu kunci kesuksesan dalam bisnis Big Data adalah keakuratan. Bahkan, katanya, Telkomsel pernah menelepon 100 ribu pelanggan untuk memastikan kebenaran data yang dikumpulkan. Selain itu, Layanan Big Data ini menggabungkan data secara agregat lebih dari 139 juta pelanggannya atau mewakili sekira 50 persen dari penduduk Indonesia.
"Data insight ini berdasarkan demografi pelanggan Telkomsel, jadi bukan data individual," ungkap Stevy.
Dalam layanan Big Data, data pelanggan Telkomsel dikelola secara anonim, agregat, dan efisien, yang kemudian dibuat menjadi informasi dan insight yang di antaranya berupa segmentasi konsumen, jenis kelamin, dan lokasi. Data insight ini yang kemudian digunakan pelanggan korporasi Telkomsel untuk mengetahui perilaku dan membuat strategi bisnis seperti iklan yang sesuai dengan target konsumen mereka.
Pengolahan data sendiri tidak memiliki standar waktu tertentu. Semuanya tergantung kerumitan data yang dibutuhkan.|
"Kalau skalanya sederhana, dalam waktu satu bulan sudah selesai karena tergantung dari kerumitannya. Kalau data yang diinginkan tidak banyak, maka pengolahannya tidak akan lama. Begitu juga sebaliknya," tutur Stevy.
Telkomsel sendiri sebelum meluncurkan layanan Big Data secara komersial, telah terlebih dahulu melakukan studi mulai tahun lalu. Hingga akhirnya layanan bernama M Sight ini diluncurkan secara komersial pada Kamis, 6 November 2014.
Garap Big Data, Telkomsel Fokus Pada Kualitas Layanan
Telkomsel mengklaim akan lebih mengutamakan kualitas layanan Big Data, dan tidak mematok target untuk jumlah pelanggan.
Advertisement