Sukses

BBM Naik, Harga Smartphone BlackBerry Ikut Terkatrol?

Harga BBM naik dikhawatirkan akan membuat harga berbagai barang akan terkatrol naik.

Liputan6.com, Jakarta - Rencana pemerintah untuk mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM) akhirnya benar-benar diwujudkan. Harga BBM naik dikhawatirkan akan membuat harga berbagai barang akan terkatrol naik.

Namun, bagi BlackBerry peningkatan harga BBM yang sudah diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo tak berpengaruh besar. Perusahaan asal Kanada itu mengaku tak memiliki rencana menaikkan harga produk buatannya yang dipasarkan di Indonesia.

"Secara harga perangkat kita tidak terkena dampak terlalu besar akibat kenaikan BBM. Kita belum ada kebijakan untuk menaikkan harga produk yang sudah kita pasarkan termasuk BlackBerry Passport yang baru saja kita luncurkan belum lama ini di Tanah Air," ujar Ardo Fadhola, Senior Country Product Manager BlackBerry South East Asia.

Ia berkilah bahwa perusahaannya menggunakan dolar Amerika Serikat sebagai patokan harga produk buatannya karena memang mata uang Negeri Paman Sam itu yang dipakai dalam penggunaan komponen di produk miliknya.

"Komponen kita kan lebih banyak yang menggunakan rate dolar, jadi dari pengalaman yang sudah terjadi kenaikan harga BBM nggak mempengaruhi harga device kita. Tapi kalaupun nilai tukar dolar AS naik kita juga nggak langsung menyesuaikan," ungkap Ardo.

Ardo memaparkan, BlackBerry mengatur harga produk besutan perusahaannya yang dipasarkan di Indonesia melalui kebijakan recommended retail price (RRP). Harga yang ditetapkan itu telah disesuaikan dengan kebutuhan persentase margin maupun kebutuhan lainnya.

"BlackBerry punya standar harga produk lewat RRP yang ditetapkan ke semua distributor dan retailer resmi. Tapi kalau harga di pasar tradisional mungkin saja ada peningkatan tergantung dari bagaimana mereka memakai jalur distribusinya karena kalau ongkos kan pastinya ikut naik," imbuhnya.

Pemerintah secara resmi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium dan solar mulai Selasa (18/11/2014) pukul 00.00 WIB.  Harga premium naik Rp 2.000 menjadi Rp 8.500 per liter dari sebelumnya Rp 6.500 per liter. Sementara harga solar naik Rp 2.000 dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500 per liter. (den/isk)