Sukses

Telkomsel Optimis Pelanggan M2M Tumbuh 100%

Telkomsel optimis bisnis layanan Machine to Machine (M2M) akan tumbuh cukup signifikan pada tahun depan.

Liputan6.com, Jakarta - Telkomsel optimis bisnis layanan Machine to Machine (M2M) akan tumbuh cukup signifikan pada tahun depan. Pertumbuhan ini mencakup dari sisi jumlah pelanggan dan pendapatan.

Mengutip data riset dari Machine Research, potensi pasar M2M di Indonesia pada tahun ini adalah 4,7 juta pelanggan dan akan tumbuh menjadi 20,9 juta pada 2010. Sampai akhir tahun depan, Telkomsel memperkirakan potensi M2M sekitar 5 juta pelanggan.

VP Corporate & Community Telkomsel, Primadi K Putra, mengaku optimis Telkomsel bisa menguasai 60 persen pangsa pasar M2M dari sisi jumlah pelanggan pada tahun depan. Saat ini Telkomsel tercatat memiliki total pelanggan M2M dari korporasi dan perorangan 1,5 juta, dan diprediksi akan menjadi 3 juta pada tahun depan.

"Target pelanggan baru pada tahun depan sebesar 1,5 juta, sehingga pertumbuhannya diprediksi bisa mencapai 100 persen. Hal ini akan berdampak pada pertumbuhan revenue (pendapatan)," kata Primadi di Ritz Carlton Jakarta, Rabu (19/11/2014).

Dari sisi pendapatan, sambungnya, Telkomsel meyakini pertumbuhannya akan cukup signifikasi dibandingkan tahun ini. Saat ini 1,5 juta pelanggan M2M memberikan kontribusi sebesar 1,5 persen untuk total pendapatan Telkomsel, dengan pertumbuhan 0,4 persen per kuartal.

"Tahun depan kami yakin kontribusi terhadap revenue bisa tumbuh menjadi 2,5 persen," tuturnya.

Menurut Primadi, sektor finance memberikan kontribusi terbesar untuk pendapatan layanan M2M dengan komposisi 40 persen dari finance, masing-masing sekira 25 persen dari otomotif dan utilities, sedangkan sisanya di luar tiga sektor tersebut.

Untuk mencapai target, Primadi mengatakan bahwa Telkomsel akan memperkuat kerjasama dengan korporasi yang berasal dari tiga industri tersebut. Kendati demikian, perusahaan tetap membuka peluang kerjasama dengan pihak-pihak lain.

Telkomsel sendiri baru menandatangani kerjasama atau Memorandum of Understanding (MoU) layanan M2M dengan beberapa pihak antara lain Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Asuransi Astra. "Selanjutnya, kami akan bekerjasama dengan lebih banyak pihak karena potensi pasarnya masih besar di Indonesia," jelas Primadi.  (din/dew)