Liputan6.com, Menurut laporan perusahaan keamanan komputasi Trend Micro, baru-baru ini telah terjadi serangan cyber berbahaya terhadap lebih dari 20 ribu pengguna smartphone di Korea Selatan. Bahkan jenis serangan cyber yang sama telah terdeteksi meluas hingga ke Tiongkok.
Dari penelusuran jejak-jejak serangan, pakar-pakar threat Trend Micro berhasil mengungkap bahwa para penjahat cyber yang bertanggung jawab di balik serangkaian serangan tersebut merupakan anggota aktif di forum-forum bawah tanah yang memanfaatkan aplikasi-aplikasi bajakan, khususnya versi bajakan dari berbagai aplikasi gaming populer.
Para pelaku serangan cyber ini bekerja dengan cara mengemas ulang aplikasi game bajakan dan menyisipkan kode-kode berbahaya di dalamnya, kemudian menyebarluaskannya melalui toko aplikasi pihak ketiga, situs Bittorent dan forum-forum internet.
"Penjahat cyber paham bahwa konsumen di Asia begitu menyukai game mobile. Meningkatnya aktivitas penggunaan perangkat mobile memancing para penjahat cyber untuk menjadikan pengguna sebagai sasaran empuk aksi mereka yang kini telah menjadi semakin agresif,” ungkap Paul Oliveria, Technical Communications Manager of Trend Labs, Trend Micro melalui siaran pers yang dipublikasikan.
Setelah ditelusuri, ternyata serangan cyber yang bertujuan untuk mencuri berbagai data pribadi pengguna ini berasal dari jaringan internet yang berlamatkan IP di Jepang. Sementara server DNS yang digunakan berlokasi di Kuala Lumpur, Malaysia. Hal ini dilakukan untuk mengelabui pihak-pihak yang ingin membongkar kejahatan cyber mereka.
"Salah satu cara termudah dan terefektif dalam menghadirkan perlindungan dan serangkaian pertahanan terhadap serangan adalah melalui penggunaan aplikasi keamanan mobile terpercaya," lanjut Oliveria.
Guna melindungi pengguna dari maraknya serangan siber yang menarget para pengguna mobile, Trend Micro meluncurkan Dr. Safety, yakni sebuah aplikasi mobile gratis yang telah dilengkapi pula sebuah fitur unik yang berfungsi untuk memberikan rekomendasi tentang aplikasi game.
Advertisement
Bahayanya, hasil jajak pendapat online yang diselenggarakan oleh Trend Micro, terungkap bahwa responden yang berasal dari Singapura (58%), Malaysia (44%) dan Thailand (44%) mengaku bahwa mereka tidak menggunakan aplikasi keamanan mobile maupun anti virus mobile pada gadget pribadi. (dhi/isk)