Sukses

Samsung Siapkan Smartphone 4G di Indonesia, Berapa Harganya?

Harga yang akan dipasang di produknya nanti diklaim akan variatif sesuai dengan segmen pasar yang dituju.

Liputan6.com, Jakarta - Ekosistem teknologi 4G LTE (Long Term Evolution) tengah jor-joran dibangun oleh kalangan pemain industri maupun pemerintah.

Dalam persiapan menuju digelarnya layanan berbasis teknologi 4G, operator tengah sibuk melakukan ujicoba kualitas layanan miliknya. Sedangkan vendor ponsel dikabarkan tengah siap membawa ponsel 4G ke Indonesia.

Samsung sebagai raja pasar ponsel dunia mengaku tengah menyiapkan produk yang akan mengisi ekosistem handset 4G Tanah Air. Setidaknya ada 3 sampai 4 produk dengan dukungan teknologi 4G yang telah disiapkan Samsung dalam berkompetisi di pasar handset 4G yang baru dikembangkan di Indonesia.

"Kemungkinan akan ada 3 sampai 4 produk 4G yang akan kita luncurkan di Indonesia tahun depan. Kita akan isi semua segmen pasar dari kelas menengah ke bawah sampai kelas menengah ke atas biar ekosistem 4G juga lebih terdorong dengan handset dari kita," ungkap Joedi Wisoeda, Director Product Marketing Samsung Indonesia.

Berkeinginan mengisi semua segmen pasar menjadikan Samsung pemain yang terbilang lengkap di pasar smartphone 4G Tanah Air nantinya. Banderol yang akan dipasang di produknya nanti diklaim akan variatif sesuai dengan segmen pasar yang dituju.

"Disesuaikan dengan kategori pasarnya saja, kalau smartphone kelas high-end tentu harganya premium tapi untuk produk mid-end kita kasih banderol yang juga terjangkau supaya pasar bisa akses," ujar Joedi kepada tim Tekno Liputan6.com di Kantor Pusat Indosat, Jakarta.

Ketika diminta membandingkan antara ponsel pintar berteknologi 3G dan 4G, Joedi menyebut kemungkinan perbedaannya sekitar US$ 30 atau sekitar Rp 360 ribu untuk chipset, biasanya nilai itu berbeda-beda tergantung komponen yang disematkan.

"Kalau dibandingin smartphone 3G, handset 4G kita mungkin rata-ratanya berbeda sekitar US$ 30. Tapi kalau soal banderol di pasaran itu tergantung kebijakan perusahaan, karena kadang kan ada subsidi di kelas tertentu maupun paket bundling dengan operator yang mempengaruhi harga produk," tandas Joedi. (den/isk)