Liputan6.com, Jakarta - Korea Utara (Korut) dikaitkan dengan serangan cyber terhadap jaringan komputer Sony Pictures. Menanggapi tudingan itu, pihak Korut tidak memberikan penyangkalan dan hanya mengatakan, 'tunggu dan lihat'.
Dilansir BBC, Selasa (2/12/2014), Sony sedang melakukan investigasi setelah jaringan komputer perusahaan diserang dan sejumlah film yang belum dirilis bocor di internet. Muncul dugaan bahwa Korut menjadi dalang penyerangan tersebut.
Ketika ditanya apakah Korut terlibat dengan serangan, sang juru bicara mengatakan, "Tunggu dan lihatlah."
"Pasukan musuh mengaitkan semuanya dengan DPRK (Korea Utara). Saya menyarankan Anda untuk menunggu dan lihatlah," ungkap juru bicara itu.
Dugaan keterlibatan Korut dikaitkan dengan keluhan yang disampaikan negara itu kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Amerika Serikat, mengenai film komedi The Interview. Film itu menceritakan tentang upaya pembunuhan terjadap pemimpin Korut, Kim Jong-Un.
Korut mendeksripsikan film itu sebagai tindakan perang dan secara terang-terangan mensponsori terorisme. Korut menyerukan AS dan PBB untuk memblokir film tersebut. The Interview adalah salah satu film milik Sony Pictures.
Sementara itu, Sony Pictures diketahui bekerjasama dengan aparat penegak hukum untuk menyelidiki masalah peretasan. Namun perusahaan tidak menyinggung soal Korut.
Federal Bureau of Investigation (FBI) memastikan sedang menginvestigasi masalah tersebut. Badan intelijen ini memperingatkan perusahaan-perusahaan AS bahwa hacker telah meluncurkan serangan cyber melalui malware destruktif. (din/isk)
Diduga Retas Sony Pictures, Ini Tanggapan Pemerintah Korut
Ketika ditanya apakah Korut terlibat dengan serangan, sang juru bicara mengatakan, "Tunggu dan lihatlah."
Advertisement