Sukses

Fokus di Jakarta, GrabTaxi Belum Mau Ekspansi Kota Lain

GrabTaxi yang mengaku masih ingin fokus menggarap pasar pengguna taksi di Jakarta sebelum bergeser ke kota lain.

Liputan6.com, Jakarta - Jakarta sebagai Ibukota Indonesia seringkali menjadi tolak ukur bagi pebisnis yang ingin mengekspansi pasar Tanah Air. Misalnya saja GrabTaxi yang mengaku masih ingin fokus menggarap pasar pengguna taksi di Jakarta sebelum bergeser ke kota lainnya.

"Kita akan fokus dulu di Jakarta sementara waktu ini sebelum pindah ke kota besar lainnya. Ada beberapa kota besar yang kita lihat potensial, tapi belum ada rencana kota mana yang akan dipilih menjadi kota berikutnya bagi GrabTaxi di Indonesia," ungkap Kiki Rizki, Head of Marketing GrabTaxi Indonesia saat dijumpai tim Tekno Liputan6.com di Twenty8 Resto, Jakarta.

Perluasan daerah ekspansi disebutkan Kiki perlu dilakukan GrabTaxi karena Indonesia dianggap sebagai negara potensial bagi pertumbuhan perusahaan. Jumlah populasi 250 juta di Indonesia yang notabene hampir separuh dari populasi penduduk di Asia Tenggara membuatnya memiliki nilai lebih.

"indonesia berbeda dengan negara lain yang lebih matang dalam menggunakan transportasi publik. Selain itu, kebiasaan masing-masing negara atau kota berbeda, jadinya kita harus lihat dulu kebiasaan masyarakat di kota itu dulu," tambah Kiki.

Meski begitu, Kiki mengaku perusahaannya menargetkan kota baru di Indonesia pada tahun 2015 mendatang. Pihaknya saat ini sedang mempersiapkan diri untuk memperluas kota cakupannya itu dengan meriset kota target ekspansi maupun menambah awaknya di Indonesia yang baru berjumlah 30 orang.

"Kita harapkan tahun depan GrabTaxi akan mulai tersedia di kota besar lain Indonesia. Tapi masih kita pelajari dulu kota mana yang paling pas untuk diekspansi oleh perusahaan nantinya," tandas Kiki.

Saat ini GrabTaxi sudah tersedia di beberapa negara Asia Tenggara yakni Malaysia, Filipina, Thailand, Singapura, Vietnam, dan Indonesia. Investasi terbaru yang diterima GrabTaxi menggenapi nilai investasi sebesar US$ 340 juta selama 14 bulan terakhir.

(den/isk)