Sukses

Obama Dukung Sony Pictures Tetap Tayangkan Film The Interview

Obama menyebutkan jika Sony Pictures 'telah melakukan kesalahan' dengan membatalkan peluncuran film The Interview.

Liputan6.com, Jakarta - Merespon pernyataan resmi FBI yang menuduh Korea Utara (Korut) sebagai dalang dibalik peretasan Sony Pictures, Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama pun akhirnya angkat bicara.

Pada kesempatan konferensi pers yang digelar Jumat (19/12/2014) waktu setempat, pimpinan AS itu menyatakan akan segera mempelajari lebih lanjut laporan dari FBI. Ia juga berjanji akan memberi respon dalam waktu dekat, dan akan menindak tegas pelaku -- termasuk Korut -- jika terbukti bersalah.

"Kami akan merespon secara proporsional dan dengan cara yang kita pilih," kata Obama seperti yang dikutip dari laman BBC, Sabtu (20/12/2014).

Menariknya, Obama juga menyebutkan jika Sony Pictures 'telah melakukan kesalahan' dengan membatalkan peluncuran film The Interview. Ia mendukung Sony Pictures untuk tetap menayangkan film yang dianggap menghina Kim Jong-un itu sesuai jadwal, yakni pada tanggal 25 November bertepatan dengan perayaan Natal.

"Kita tidak dapat hidup di lingkungan yang memungkinkan diktator dari tempat lain menerapkan aturan sensor di AS," papar Obama.

Bahkan dengan tegas ia menambahkan, "AS tidak akan mengubah pola perilaku hanya karena kemungkinan serangan teroris. Itu bukan seperti kita, Amerika tidak seperti itu."

Sebelumnya Sony Pictures telah mengumumkan secara resmi bahwa mereka akan membatalkan penayangan film The Interview pasca serangkaian ancaman dari hacker. Salah satu ancaman yang diterima Sony Pictures adalah akan adanya aksi penyerangan yang ditujukan ke bioskop-bioskop yang memutar film tersebut.

"Kami sangat sedih dengan adanya upaya kurang ajar yang menekan distribusi film ini", kata salah seorang juru bicara Sony dalam sebuah pernyataan, yang dikutip dari Cnet.

The Interview sendiri adalah sebuah film komedi, yang dibintangi oleh James Franco dan Seth Rogen. Keduanya diceritakan melakukan perjalanan ke Korea Utara dan mencoba membunuh Kim Jong Un. Korea Utara mengkritik film itu dan menyebutnya sebagai 'aksi terorisme'. (dhi/dew)

Video Terkini