Liputan6.com, Jakarta - CEO Sony Pictures, Michael Lynton telah mengungkapkan bahwa penyebab utama batal rilisnya film kontroversial The Interview adalah karena tidak ada bioskop yang mau menayangkannya.Â
Lynton menjelaskan sejumlah rantai bioskop besar di Amerika Serikat seperti AMC Entertainment, Regal Entertainment, dan Cinemark memilih untuk tidak memutar film The Interview setelah diancam oleh hacker.
Pun demikian, Lynton berencana untuk tetap merilis film The Interview melalui jalur layanan video-on-demand (VOD) berbasis internet. Kabar terkini yang dihembuskan oleh seorang sumber terpercaya kepada The New York Times malah telah menyebutkan jika The Interview bakal rilis secara gratis di internet.
Sumber yang tak disebutkan namanya itu juga memberi petunjuk jika nantinya The Interview hanya akan bisa didapat di layanan streaming video milik Sony, yakni Crackle.
Meski hingga kini belum ada penjelasan lebih lanjut dari pihak Sony Pictures, 'kabar burung' yang sudah mulai ramai beredar di media sosial ini sebetulnya cukup masuk akal. Sebab, Lynton sebelumnya juga sudah mengatakan bahwa sejauh ini belum ada penyedia layanan VOD yang bersedia menayangkan The Interview.
Dengan begitu, maka kemungkinan besar Sony Pictures hanya akan menayangkan film The Interview di layanan streaming video miliknya sendiri, Crackle.
The Interview sendiri adalah sebuah film komedi yang dibintangi oleh James Franco dan Seth Rogen. Film ini mengangkat tema percobaan pembunuhan pimpinan Korut, Kim Jong-un.
Di dalamnya juga terdapat banyak konten ejekan menghina yang diarahkan langsung kepada pemerintah otoriter Korut. Tak aneh rasanya jika Korut dibuat geram dan menyebut film yang juga disutradarai oleh Seth Rogen ini sebagai 'aksi terorisme'. (dhi/dew)
Film Kontroversial The Interview Akan Dirilis Gratis di Internet?
Sumber terpecaya menyebutkan jika The Interview bakal rilis secara gratis di layanan streaming video milik Sony, yakni Crackle.
Advertisement