Liputan6.com, Jakarta - Churn rate atau perpindahan pelanggan layanan telekomunikasi merupakan salah satu masalah yang sering terjadi di Indonesia. Persaingan antar operator untuk menarik pelanggan dengan berlomba menyediakan program promosi ditengarai menjadi salah satu penyebabnya.
Namun, pelanggan Kartu As di jaringan Telkomsel diakui sudah mulai 'tak hobi' pindah operator. Diakui Abdullah Fahmi, GM Prepaid Marketing Communications Telkomsel, para pelanggan Kartu As terlihat sudah cukup betah karena angka churn rate yang tidak terlalu besar.
"Di layanan prabayar memang churn rate masih jadi kendala soal pelanggan. Tapi kalau di Kartu As pelanggan sudah mulai betah, churn rate di pelanggan prabayar Kartu As sudah cukup kecil, mungkin berkisar di bahwa 5%," kata Fahmi.
Ditemui di Negev Restoran City Plaza, Jakarta, Senin (22/12/2014), Fahmi berkilah penyebab turunnya churn rate di Kartu As disebabkan pelanggan merasa cukup dengan promo dan layanan yang disediakan oleh Telkomsel daripada yang disediakan operator lain.
"Promosi dan kualitas layanan yang kita sediakan sudah cukup menarik bagi pelanggan, jadi mereka lebih memilih untuk bertahan daripada pindah. Lagipula belakangan operator lain juga memberikan promonya mungkin begitu-begitu saja, jadi pelanggan mulai jenuh dan lebih memilih gak pindah operator," tambahnya.
Angka churn rate yang berkisar di bawah angka 5% di pelanggan Kartu As terbilang sangat baik. Sebab secara industri, rata-rata jumlah perpindahan pelanggan layanan telekomunikasi selular di Indonesia masih di atas 10% pada tahun ini.
Pada Juli 2014 lalu, Ketua Asosiasi penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) Alexander Rusli pernah menyatakan churn rate di industri telekomunikasi Indonesia berkisar di angka 15%. Jumlah itu setara dengan 15 juta kartu perdana yang dibuang setiap tahunnya.
(den/dew)
Mulai Bosan, Pelanggan Tak Lagi Suka Pindah Operator
Menurut Telkomsel para pelanggan Kartu As terlihat sudah cukup betah karena angka churn rate yang tidak terlalu besar.
Advertisement