Sukses

Kaleidoskop Tekno Desember: Sony Pictures Dibombardir Hacker

Aksi hacker ini dinilai bukan peretasan sederhana, yang mana mengakibatkan beberapa file sensitif dicuri.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah karyawan di kantor Sony Pictures, New York, Amerika Serikat disambut dengan gambar yang aneh ketika mereka mencoba untuk login ke komputer mereka.

Semua komputer di kantor Sony Picture bahkan tidak responsif, menunjukkan gambar Common Gateway Interface (CGI) bergambar monster yang melotot, serangkaian alamat URL, dan pesan bernada mengancam dari kelompok hacker yang mengidentifikasi dirinya sebagai #GOP (Guardian Of Peace).

Kelompok hacker itu diduga telah memperoleh sejumlah dokumen sensitif dari Sony Pictures, yang disebutkan berupa file .zip bersama URL yang di-posting, dan mengancam untuk membeberkan rahasia perusahaan jika Sony Picture tidak memenuhi keinginan para hacker.

Dokumen-dokumen yang ada dalam file .zip tersebut bervariasi, mulai dari file mp3 dan file password yang berpotensi sangat sensitif. Bahkan, kelompok hacker itu mengatakan akan menyita banyak akun Twitter sekaligus. 

2 dari 6 halaman

Keterlibatan Orang Dalam

Aksi hacker ini dinilai bukan peretasan sederhana, yang mengakibatkan beberapa file dicuri. Kelompok hacker itu dilaporkan mengambil alih sistem internal komputer, menampilkan pesan mereka, bahkan mengontrol akun Twitter untuk promosi film-film Hollywood.

"Kami down, benar-benar lumpuh," tutur seorang sumber dari Sony Pictures.

Kelompok di balik peretasan ini, Guardian of Peace (GOP), mengklaim mendapatkan bantuan dari 'orang dalam' Sony untuk bisa mengambil alih sistem komputer. Ada karyawan Sony yang membiarkan mereka masuk ke jaringan komputer.

Ars Technica melaporkan bahwa GOP mempublikasikan daftar file yang dicuri dari jaringan komputer Sony Pictures. Beberapa di antaranya adalah salinan digital dokumen passport dan visa sejumlah bintang seperti Angelina Jolie dan Cameron Diaz, lebih dari 700 dokumen berisi password, 179 arsip email Outlook milik eksekutif dan staf IT, serta dokumen berisi anggaran film.

3 dari 6 halaman

5 Film Anyar Bocor

Selain memaksa seluruh karyawan Sony Pictures untuk bekerja secara manual tanpa komputer, hacker juga dilaporkan berhasil mencuri 5 film anyar besutan studio film yang berbasis di Culver City, California itu. Parahnya lagi, kelima film baru Sony Pictures itu saat ini sudah disebarkan dan beredar luas di internet.

Menurut yang dilansir laman Techcrunch, film-film yang dibocorkan oleh hacker adalah Annie, Mr. Turner, Still Alice, To Write Love On Her Arms, serta film bertema Perang Dunia II bertajuk Fury yang dibintangi oleh Brad Pit dan kini masih ditayangkan di bioskop.

"Pencurian terhadap konten-konten Sony Pictures Entertainment adalah sebuah masalah kriminal, dan kami tengah bekerjasama dengan pihak yang berwajib untuk menyelesaikan masalah ini," ucap juru bicara Sony Pictures.

GOP ditengarai sebagai kelompok hacker yang bertanggung jawab atas peretasan ini. Laman Times menjelaskan bahwa pihak GOP mengakui aksi mereka dibantu oleh orang dalam Sony Pictures.

4 dari 6 halaman

Gaji Bos Sony Pictures Bertebaran

Gaji pokok tahunan 17 eksekutif Sony Pictures juga dibocorkan hacker ke internet. Bocoran tersebut memperlihatkan jumlah gaji tahunan milik CEO Sony Pictures Entertainment Michael Lynton dan co-Chairman Amy Pascal.

Mengutip laman Hollywood Reporter, Selasa (2/12/2014), mereka berdua memiliki gaji tahunan terbesar, yang masing-masing mencapai US$ 3 juta atau sekitar Rp 37 miliar per tahun.

Daftar gaji itu berisi spreadsheet dengan tajuk “Comp Roster by Supervisory Organization 2014-10-21". Roose menuturkan jumlah gaji itu belum termasuk kompensasi bonus dan lain sebagainya.

Dalam daftar gaji tersebut juga terpampang jumlah gaji para eksekutif Sony Pictures lainnya yaitu President of Columbia Pictures Doug Belgrad dengan gaji sebesar US$ 2,35 juta, President of Screen Gems Clint Culpepper dengan gaji US$ 1,8 juta, dan President of Production Michael De Luca sebesar US$ 1,5 juta.

5 dari 6 halaman

Hacker diduga simpatisan Korut

Korea Utara (Korut) membantah terlibat dalam serangan cyber besar-besaran terhadap sistem keamanan komputasi milik Sony Pictures. Bantahan ini disampaikan langsung oleh diplomat Korut di New York kepada Voice of America beberapa waktu lalu.

Bantahan itu kembali ditegaskan oleh kantor berita nasional Korut, KCNA. Meski begitu, dalam sebuah artikel yang dipublikasikan, pihak KCNA menyatakan tidak menutup kemungkinan bahwa peretas Sony Pictures adalah kelompok hacker pendukung Korut.

Namun KCNA menekankan jika serangan cyber itu dilakukan bukan atas perintah otoritas Korut. Serangan dilakukan lebih karena seruan Korut untuk mencegah dirilisnya film komedi The Interview.

Menurut yang dilansir laman Reuters, pemerintah Korut sangat tersinggung dengan konten yang diangkat di dalam fim komedi yang dibintangi oleh duet kocak James Franco dan Seth Rogen itu.

The Interview bercerita tentang upaya pembunuhan pimpinan Korut Kim Jong un. Bahkan saking meradangnya, Korut menyamakan film The Interview sebagai 'pernyataan perang dari barat'.

6 dari 6 halaman

Alasan hacker serang Sony Pictures

Gambar di atas mungkin merupakan salah satu adegan di film komedi The Interview yang menyulut kemarahan Korea Utara (Korut). Adegan ini pula tampaknya yang membuat kelompok hacker GOP selaku simpatisan Korut memutuskan untuk menyerang habis-habisan sistem keamanan komputasi milik Sony Pictures.

Sebuah video berdurasi 27 detik yang menampilkan potongan adegan di film The Interview itu muncul dan membuat heboh YouTube. Dalam video tersebut diperlihatkan bagaimana karakter pemimpin Korut, Kim Jong-un, secara dramatis tewas terbakar dalam sebuah ledakan.

Selain adegan terbunuhnya Kim Jong-un, jurnalis Business Insider, Brett Arnold yang sudah menyaksikan screening film The Interview juga mencatat beberapa hal kontroversial lainnya yang pantas membuat Korut dan para pendukungnya mengamuk pada Sony Pictures.

Beberapa di antaranya adalah cerita di mana Kim Jong-un ternyata diam-diam sangat menyukai acara-acara televisi Amerika Serikat (AS). Ada pula bagian film yang menceritakan bagaimana warga Korut sangat kelaparan karena keserakahan pihak pemerintah.

(isk/dhi)