Liputan6.com, Jakarta - Pencarian Pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang kontak mulai menemui titik terang di hari ketiga pencarian. Sejumlah serpihan dan benda bagian dari pesawat berhasil ditemukan. Informasi terakhir, 6 jasad korban sudah dievakuasi.
Namun hingga kini, black box atau kotak hitam pesawat tipe Airbus A320-200 itu belum berhasil ditemukan. Berkaitan dengan hal itu, Badan SAR Nasional (Basarnas) telah menyerahkan persoalan ini ke Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Baca Juga
Kepala Basarnas Marsekal Madya FH Bambang Soelistyo, mengatakan perlu perlakuan khusus terhadap black box. Jika nanti ditemukan, maka proses pengangkatannya pun tidak bisa sembarangan. Mengingat, data di dalam Voice Cockpit Recorder (VCR) ‎dan Flight Data Recorder (FDR) yang terdapat pada black box sangat penting untuk diteliti oleh KNKT.
Advertisement
Menurut pantauan tim Tekno Liputan6.com, Rabu (31/12/2014), ada 6 pinger detector yang akan dipakai untuk mencari sinyal emergency yang menempel di black box.
Pinger detector sendiri adalah bagian dari black box yang akan mengeluarkan suara ketika sinyal ditangkap radar sonar. Selanjutnya, pinger detector akan mendeteksi bunyi tersebut hingga 200 meter.
Enam alat pinger detector yang akan digunakan dalam mencari sinyal emergency yang menempel di black box diinformasikan milik KNKT Indonesia, KNKT Singapura, dan KNKT Inggris.
Jeroan Black Box
Jeroan Black Box
Black box adalah kotak penyimpanan alat perekam kegiatan penerbangan yang terdiri dari Voice Cockpit Recorder (VCR) ‎dan Flight Data Recorder (FDR). Data penerbangan tersebut meliputi waktu terbang, tekanan udara, ketinggian, kecepatan angin, keseimbangan horizontal, arah kompas, dan rekaman suara pilot selama 25 jam terakhir.
Meski disebut kotak hitam, black box biasanya berwarna oranye - memiliki bodi yang tangguh dan tahan di berbagai kondisi ekstrem - dilapisi material aluminium, silika, baja anti karat, dan titanium. Black box yang biasanya terletak di bagian ekor pesawat, bahkan mampu bertahan terhadap suhu 1.100 derajat celcius selama 1 jam.
Bukan itu saja, dilansir GlobalNews, Â black box juga sanggup bertahan dalam air laut selama 30 hari, tahan terhadap bahan kimia, dan tahan benturan hingga 3.400 G.
Black box dilengkapi pula dengan teknologi Underwater Locator Beacon (ULB) yang akan mengeluarkan sinyal suara ultrasonik setelah terjadi kecelakaan selama 30 hari agar posisi jatuhnya pesawat dapat terdeteksi.
Advertisement
Black Box ditemukan sejak 1900-an
Black Box ditemukan sejak 1900-an
Setelah black box ditemukan, biasanya akan dikirim ke pihak otoritas terkait, seperti KNKT dan akan dihubungkan melalui alat pembaca khusus. Namun proses analisanya membutuhkan waktu yang lama karena melibatkan multidisiplin ilmu, seperti bidang penerbangan, mesin, dan ahli kejiwaan sang pilot.
Sebelumnya, proses penganaliasaan black box bahkan hanya bisa dilakukan di luar negeri. Namun saat ini, KNKT telah memiliki laboratorium untuk membaca data dari black box sejak 17 Agustus 2009.
Sebagai informasi, black box mulanya diciptakan oleh Wright bersaudara pada tahun 1900-an. 50 tahun berjalan, peneliti Dr David Warren dari Australia kemudian menyempurnakan black box pertama yang sederhana itu.
(isk/dew)