Sukses

AS Keukeuh Korut Dalang Serangan Sony Pictures

Para penyidik Amerika Serikat (AS) yakin bahwa Korea Utara adalah dalang dari serangan terhadap Sony Pictures.

Liputan6.com, Jakarta - Para penyidik Amerika Serikat (AS) yakin bahwa Korea Utara adalah dalang dari serangan terhadap Sony Pictures. Korut diprediksi merekrut kelompok hacker di luar negaranya untuk melakukan serangan cyber besar-besaran, yang terjadi pada bulan lalu. 

Menurut yang dilansir Reuters, informasi mengenai keyakinan AS ini berasal dari seorang sumber yang mengetahui soal penyelidikan AS tersebut. Keyakinan itu berdasarkan pemikiran bahwa Korut tidak memiliki kemampuan untuk melakukan beberapa unsur serangan cyber yang canggih sendirian.

Karena itu, para penyidik AS melihat ada kemungkinan bahwa Pyongyang mengontrak sejumlah pekerja cyber. Seperti diketahui, kelompok hacker bernama Guardian of Peace (GOP) pada bulan lalu menyerang jaringan komputer Sony Pictures dan dinilai sebagai serangan cyber paling merusak di wilayah AS.

GOP tidak hanya mencuri sejumlah besar data, tapi juga membocorkan informasi-informasi penting dan sensitif Sony Pictures di ranah maya. GOP dalam salah satu kicauannya di internet meminta Sony Pictures untuk tidak menayangkan film komedi terbarunya, The Interview, yang bercerita tentang upaya pembunuhan terhadap pimpinan Korut, Kim Jong Un. Alhasil, kecurigaan keterlibatan Korut dalam serangan tersebut mengemuka.

Sementara Pemerintah AS tengah menyelidiki apakah Korut meminta batuan kontraktor luar, Federal Bureau of Investigation (FBI) tetap yakin dengan pernyataan sebelumnya bahwa Korut adalah aktor utama dari serangan terhadap unit bisnis Sony Corp tersebut.

Meski dicurigai, Korut tetap pada pendiriannya. Negara itu telah beberapa kali membantah berada di belakang serangan cyber tersebut dan telah bersumpah membalas setiap serangan AS.

Di sisi lain muncul laporan terbaru dari lembaga keamanan Norse, yang menyatakan bahwa mereka telah menemukan bukti akurat bahwa penyerangan dilakukan orang dalam Sony Pictures. Norse menemukan bukti dalam dokumen sumber daya manusia (SDM) yang bocor, serta mengikuti dan melacak aktivitas online tersangka selama beberapa bulan terakhir.

(din/dew)