Sukses

Anies Baswedan: Guru Seperti Imigran di Era Digital

Pemberian pelatihan bagi siswa tidak akan lebih sulit daripada bagi guru-guru yang telah terbiasa mengajar tanpa perangkat teknologi.

Liputan6.com, Jakarta - Rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengganti bahan ajar dengan perangkat tablet menjadi sebuah inovasi dalam dunia pendidikan Indonesia. Namun, niatan menerapkan sistem baru tersebut di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T) pada fase awal melahirkan keraguan.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengaku pihaknya akan menyediakan pelatihan agar sistem pembelajaran baru yang disebutnya sebagai e-Sabak itu bisa berjalan dengan optimal saat diterapkan. 

"Pelatihan pasti ada nantinya. Saya melihat yang sangat perlu ada pelatihan ialah kalangan guru-guru pengajarnya. Mereka bisa kita sebut sebagai imigran di era digital karena aslinya di era non-digital," ujar Anies berseloroh di Kantor Kemendikbud.

Lebih lanjut, Anies juga memaparkan bahwa bagi siswa yang menggunakan sistem e-Sabak juga akan disediakan pelatihan. Akan tetapi, pelatihan bagi siswa tidak akan lebih sulit daripada bagi guru-guru yang telah terbiasa mengajar tanpa perangkat teknologi.

"Anak-anak biasanya lebih cepat dalam belajar. Kan ada video yang memperlihatkan anak kecil yang dikasih tablet dalam dua hari saja mereka sudah canggih sekali cara pakainya, jadi jangan terlalu underestimate lah," ungkap Anies.

Soal penerapan konsep pembelajaran yang baru ini, Kemendikbud menggandeng Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Telkom. Ketiga instansi tersebut mengklaim akan melakukan rapat lebih mendalam terkait konsep penerapan e-Sabak.

"Dana kita sudah ada. Tapi untuk urusan lebih jelas, baru bisa dipaparkan setelah pembahasan lebih lanjut nanti. Mudah-mudahan minggu-minggu depan akan ada penjelasan lebih lengkap soal penerapannya," tandas Anies. (den/dew)