Liputan6.com, Jakarta - Kini tak ada satupun orang yang berani meragukan nama Marissa Mayer di jagat industri teknologi dunia. Terhitung sejak 16 Juli 2012 lalu, wanita cantik kelahiran 30 Mei 1975 ini didapuk sebagai presiden sekaligus CEO Yahoo.
Mayer datang ke Yahoo dengan setumpuk pekerjaan berat. Kala itu performa Yahoo sedang menurun dan kalah bersaing dengan sejumlah perusahaan berbasis internet lainnya.
Mayer dituntut untuk mampu mengembalikan kejayaan Yahoo seperti di era 90-an, dimana kala itu berbagai produk layanan Yahoo selalu menjadi pilihan utama para pengguna internet.
Mayer pun bertindak cepat. Belum satu tahun ia menjabat, sudah ada banyak perubahan radikal yang dihadirkannya. Tak tanggung-tanggung, terhitung hingga kini ia sudah merumahkan sekitar 2.000 karyawan, dari total 14.000 karyawan Yahoo. Perampingan karyawan ini dilakukannya dengan alasan efisiensi dan mendorong efektifitas kinerja.
Lakukan 40 Akusisi
Tak hanya itu, wanita yang sebelumnya sempat menjabat sebagai juru bicara Google ini juga telah melakukan sekitar 40 akuisisi dalam rentang waktu kurang dari 2 tahun memimpin Yahoo. Beberapa perusahaan rintisan (start up) kenamaan yang berhasil diambil alih oleh Yahoo antara lain adalah Flickr, Flurry, dan Blink.
Masih banyak lagi kisah perjuangan Mayer mengembalikan kejayaan Yahoo yang tertuang di dalam buku bertajuk 'Marissa Mayer and the Fight to Save Yahoo!' karya Nicholas Carlson yang baru saja diterbitkan.
Di dalam buku ini juga diungkapkan banyak hal internal Yahoo yang sebelumnya tidak diketahui secara luas oleh publik.
Advertisement
Pertanyaan-pertanyaan karyawan
Dalam satu bagian buku, diceritakan bahwa Mayer membawa budaya baru kepada lingkungan kerja Yahoo. Salah satunya adalah tradisi yang mempersilahkan para karyawan menyampaikan pertanyaan-pertanyaan anonim yang akan dijawab secara langsung oleh Mayer di panggung mini yang terletak di kantin utama kantor Yahoo di Santa Clara, California.
Pada musim panas 2014 kemarin, Carlson di dalam bukunya menceritakan bahwa Mayer menerima beberapa pertanyaan penting yang diajukan oleh karyawannya.
Salah satu pertanyaan yang ditanggapi dengan sangat serius oleh Mayer adalah: "Apakah Anda memiliki rencana lain (plan B) bila kita gagal di bisnis layanan perangkat mobile?"
Mayer pun menjawab: "Saya tidak memiliki plan B untuk sektor layanan perangkat mobile, karena memang kita tidak boleh gagal di lini sektor bisnis ini. Kegagalan bukanlah pilihan di bisnis perangkat mobile."
Seperti yang diketahui, Mayer mengungkapkan jika akuisisi-akuisisi yang dilakukannya bertujuan untuk memperkuat lini bisnis layanan perangkat mobile. Mayer menilai jika Yahoo ingin kembali berjaya, maka sektor bisnis layanan perangkat mobile yang harus digarap dengan serius.
(dhi/isk)