Sukses

GoJek Lahir Untuk Ubah Citra Negatif Pengendara Ojek

Di mata PT GoJek Indonesia, pekerjaan menarik ojek merupakan salah satu peluang besar yang berpotensi jadi bisnis besar.

Liputan6.com, Jakarta - Ojek bagi sebagian orang merupakan pekerjaan yang tidak layak dan rentan dicemooh. Namun, di mata PT GoJek Indonesia, pekerjaan menarik ojek merupakan salah satu peluang besar yang berpotensi jadi bisnis besar.

Adalah Nadiem Makarim yang memilih untuk mengorganisir para pengemudi ojek lewat GoJek. Pria tersebut kemudian mendirikan perusahaan penyedia layanan ojek yang dinamai PT GoJek Indonesia pada tahun 2011.

"Perusahaan yang baik ialah yang mau masuk dalam bisnis yang tidak diambil orang lain. Menata ojek buat sebagian orang sulit makanya hampir tidak ada yang mau ambil peluang, tapi kami mau," ungkap Nadien yang kini menjabat sebagai Chief Executive Ojek GoJek.

Ia menjelaskan, dari pengalamannya menggunakan ojek yang seringkali kesulitan, kemudian muncul ide membuat layanan pemesanan ojek. Nadiem juga memaparkan bahwa dirinya ingin membuat citra pengendara ojek tak lagi dipandang sebelah mata oleh masyarakat umum.

"Seringkali pengendara ojek dipandang negatif oleh masyarakat. Padahal ketika saya coba ternyata banyak juga pengendara ojek yang terpercaya, makanya saya berusaha membantu mereka dalam mendapatkan penumpang dan kepercayaan dari masyarakat," tambahnya saat ditemui tim Tekno Liputa6.com.

Mulanya, ia menggunakan jasa ojek untuk pengantaran barang dan dokumen yang kemudian dijadikannya sebagai salah satu layanan utama yang disediakan GoJek. "Pengiriman dengan GoJek lebih cepat daripada ekspedisi lainnya karena gak perlu menunggu barang terkumpul, satu aja langsung dikirim kok," ujarnya lagi. 

Demi memudahkan sistem pemesanan layanan ojek yang disediakannya, GoJek baru saja meluncurkan aplikasi mobile miliknya yang bisa digunakan di perangkat Android dan iOS. Dalam waktu 2 minggu, aplikasi ini diklaim sudah diunduh sekitar 15 ribu kali di Apple App Store dan Google Play Store.

Nadiem juga mengaku saat ini sudah ada sekitar 1.000 pengendara ojek yang telah bergabung menjadi mitra GoJek. Sepanjang tahun 2015, GoJek menargetkan memiliki minimal 2.000 armada ojek yang bergabung di layanan miliknya.

Soal kerjasama dengan para mitra pengendara ojek, Nadiem menjelaskan perusahaannya hanya akan membebankan penumpang yang menggunakan jasa ojek yang memakai layanan GoJek. "Kalau pengendara dapat penumpang bukan dari aplikasi kita itu sepenuhnya untuk mereka. Anggap saja rezeki mereka," tambahnya.

Sayangnya, Nadiem enggan menyebutkan nilai investasi yang telah digelontorkan untuk menyediakan layanan pemesanan ojek GoJek miliknya. "Maaf sekali untuk urusan investasi kita masih belum bisa umumkan. Tapi saya optimis layanan ini akan jadi bisnis besar," tandasnya.

(den/dew)