Liputan6.com, Jakarta - Tren perangkat mobile diyakini memicu `kiamat PC`. Tak hanya PC desktop konvensional, eksistensi jajaran produk notebook pun mulai tergerus oleh menjamurnya jenis perangkat tablet atau bahkan smartphone berlayar lebar alias phablet.
Namun menurut Marketing Director Axioo Indonesia Anthonius Tjokro, 'kiamat' masih belum akan terjadi di Indonesia. Ia malah optimis Indonesia tetap menjadi 'surganya' pasar PC, khususnya jenis notebook.
"Penetrasi PC di Indonesia masih sangat lambat, salah satu yang terlambat di ASEAN, hanya sekitar di bawah 10%. Masih banyak masyarakat yang belum memiliki PC. Ini adalah ceruk pasar yang sangat potential," kata Anthonius di acara perilisan Axioo AeroBook hari ini, Kamis (29/1/2015) di Jakarta.
Advertisement
Anthonius lebih lanjut menjelaskan, penetrasi PC di Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan negara tetangga, Malaysia. Di Negeri Jiran, penetrasi PC sudah mencapai 40% populasi. Itu artinya, 1 dari 2 penduduk Malaysia sudah memiliki PC.
Meski begitu, Anthonius juga mengakui bahwa pertumbuhan pasar PC di Indonesia dalam 3 tahun terakhir cenderung melambat. Tetapi hal tersebut menurutnya tidak terjadi di pasar notebook premium.
"Di Indonesia penetrasi pasar notebook premium cukup baik, mencapai double digit, di kisaran 20% untuk tahun 2014," ungkap Anthonius.
Axioo sendiri baru saja merilis notebook premium AeroBook yang memiliki desain tipis dan dibekali spesifikasi mumpuni. Notebook berlayar 13,3 inci beresolusi 1920 x 1080 piksel ini memiliki bobot hanya 1,4 kg dan dimensi ketebalan 19,9 mm.
Aerobook juga dibekali chip Intel Haswell Core i5 4th Generation dan Intel HD Graphics 4400 serta sistem operasi Windows 8 berikut baterai yang mampu bertahan selama 5 jam.
"Dijual dengan harga terjangkau Rp 7,999 juta. Kami tidak memasang target muluk-muluk, yang penting bisa memenuhi kebutuhan pengguna akan perangkat berperforma hebat namun tetap kompak," tambah Anthonius.
(dhi/isk)