Sukses

Bela Google & Facebook, Obama Dikecam Uni Eropa

Komisi antitrust Uni Eropa menilai Google terlalu banyak menguasai data pribadi masyarakat Eropa.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, melontarkan sebuah pernyataan yang kabarnya membuat Uni Eropa berang.

Belum lama ini Obama melakukan sesi wawancara dengan  editor eksekutif Re/code, Kara Swisher, untuk membicarakan masalah ancaman kemanan cyber serta sejumlah topik seputar industi teknologi dan internet lainnya.

Namun suasana sedikit menegang ketika Swisher meminta tanggapan Obama atas keputusan Uni Eropa yang melucuti dominasi Google dan Facebook di wilayah mereka. Obama pun tanpa ragu menyebut Uni Eropa proteksionisme dan mengatakan bahwa perusahaan intenet asal Eropa belum mampu bersaing dengan Google ataupun Facebook.

"Keputusan Uni Eropa terhadap Google dan Facebook lebih kepada permasalahan komersial. Memang ada beberapa negara, seperti Jerman contohnya yang sangat sensitif dengan isu penguasaan data privasi. Namun permasalahan utamanya adalah penyedia layanan internet asal Eropa belum mampu menyaingi layanan internet kami (asal AS). Keputusan ini lebih kepada mencoba menghambat perusahaan-perusahaan asal AS untuk beroperasi di sana (Eropa) secara efektif," ungkap Obama seperti yang dikutip dari laman Re/code, Selasa (17/2/2015).

Sontak penyataan Obama tersebut membuat sejumlah petinggi Uni Eropa meradang. Ramon Tremosa, anggota komisi Uni Eropa asal Catalan, Spanyol, mengatakan kepada Financial Times bahwa pernyataan Obama telah 'melewati batas'.

"Presiden Obama tidak menyadi bahwa yang mengadukan permasalahan antitrust terhadap Google bukan hanya kami (Uni Eropa), namun juga lusinan perusahaan dan instansi asal AS," ujar Tremosa.

2 dari 2 halaman

NEXT

Dalam beberapa tahun belakangan ini memang terjadi ketegangan antara Google dan Uni Eropa. Salah satu penyebab utamanya adalah masalah kepercayaan. Menurut hasil investigasi komisi antitrust Eropa selama empat tahun terakhir, Google diketahui terlalu banyak menguasai data pribadi masyarakat Eropa.

Selain itu, Google juga dinilai memiliki pangsa pasar yang terlalu luas di Eropa. Hal ini disebutkan 'membunuh' bisnis berbasis internet lokal lainnya di wilayah Eropa.

Faktanya memang cukup menakjubkan, pangsa pasar Google di wilayah Eropa tercatat sebesar 90%. Angka tersebut jauh lebih besar dari pangsa pasar Google di Amerika Serikat yang 'hanya' mencapai 68%.

Sebelumnya Uni Eropa juga memaksa Google untuk menerapkan aturan 'hak untuk dilupakan' di layanan mesin pencari mereka. 'Hak untuk dilupakan' sendiri berlaku bagi orang, perusahaan, atau lembaga lainnya yang tidak ingin data-data apapun yang terkait dengan mereka muncul di hasil pencarian Google.

Akan tetapi Google menilai regulasi tersebut sama dengan sensor informasi di internet dan tidak sesuai dengan semangat kebebasan yang diusung dunia modern.

(dhi/dew)

Video Terkini