Liputan6.com, Jakarta - Di dalam buku bertajuk 'Marissa Mayer and the Fight to Save Yahoo!' yang ditulis oleh Nicholas Carlson, isinya tak melulu berisi puji-pujian atas prestasi yang berhasil dicatatkan oleh bos cantik Yahoo tersebut. Dalam buku itu Carlson juga mengungkapkan sejumlah 'sisi gelap' kebijakan Marissa Mayer yang dinilai merugikan karyawan Yahoo.
Sejak menjabat sebagi CEO Yahoo di tahun 2012 lalu, Mayer terhitung sudah merumahkan sekitar 2.000 karyawan Yahoo. Di tahun pertamanya saja, Mayer dilaporkan telah memecat sekitar 1.000 karyawan.
Strategi efisiensi yang diterapkan Mayer pun berlanjut pada tahun 2014. Tahun lalu Mayer diketahui menerapkan strategi re-alignment (penyelarasan) strategi bisnis Yahoo dengan menutup sejumlah kantor perwakilan mereka di beberapa negara, khususnya yang berada di wilayah Asia. Kantor Yahoo Indonesia pun menjadi salah satu korbannya. Tepat pada bulan Desember 2014, kantor Yahoo Indonesia pun dibubarkan.
Yahoo memang menjanjikan perlakuan adil dan hormat bagi para karyawan yang menjadi korban kebijakan ini. Bahkan sejumlah karyawan terpilih ditawarkan untuk pindah ke kantor perwakilan Yahoo di negara lain untuk meneruskan kontrak kerja.
Nah, hal serupa juga terjadi di kantor perwakilan Yahoo yang berlokasi di kota Amman, Yordania. Kantor perwakilan Yahoo di sana ditutup dan sebagian karyawan, tepatnya 15 orang karyawan terpilih dari divisi enginering ditawarkan untuk mengisi sejumlah pos di kantor perwakilan Yahoo di belahan dunia lainnya, seperti di Sunnyvale, Dublin, serta London.
15 orang karyawan terpilih itu pun tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ditawarkan. Carlson dalam bukunya menjelaskan bahwa mereka langsung mengatur berbagai hal guna memuluskan rencana bekerja di luar negeri tersebut. Mulai dari mengurus visa, menjual properti dan kendaraan di negara asal, hingga mengatur perpindahan sekolah anak-anak mereka ke negara yang dituju.
Namun nahas, tiba-tiba saja Mayer beserta dewan direksi Yahoo di kantor pusat Sunnyvale membuat keputusan 'sadis'. Rencana pemindahan 15 karyawan dari Amman tersebut dibatalkan. Mereka tidak jadi ditempatkan di kantor perwakilan lain, dan ditetapkan menyandang status PHK.
Ironisnya lagi Yahoo, seperti yang dikutip dari laman Business Insider, hanya menwarkan kompensasi empat bulan gaji untuk ke-15 karyawannya itu.
Mayer sendiri datang ke Yahoo memang dibebani dengan setumpuk pekerjaan berat. Wanita cantik kelahiran 30 Mei 1975 ini dituntut untuk mampu mengembalikan kejayaan Yahoo seperti di era 90-an, dimana kala itu berbagai produk layanan Yahoo selalu menjadi pilihan utama para pengguna internet.
(dhi/dew)