Sukses

Snapchat Imbau Para Remaja Stop Lakukan Sexting

Snapchat memang identik dengan aktivitas berkirim pesan cabul, atau biasa disebut 'sexting'.

Liputan6.com, Jakarta - Snapchat identik dengan aktivitas berkirim pesan cabul, atau biasa disebut 'sexting'. Bahayanya, para pelaku sexting ini ternyata didominasi oleh kalangan remaja. 

Snapchat memang menyediakan fitur khusus yang membuat para pengguna merasa aman ketika berkirim pesan pribadi. Aplikasi pesan instan yang didirikan oleh Evan Spiegel ini dibekali fitur yang mampu melenyapkan data pesan yang dikirimkan beberapa saat setelah pesan tersebut diterima. Maka pas lah rasanya jika banyak pengguna yang memanfaatkan Snapchat untuk saling berkirim foto seronok.

Namun kondisi ini tampaknya mulai membuat manajemen Snapchat gerah. Dan kini menurut yang dilansir laman Fusion, Sabtu (28/2/2015), melalui situs resminya Snapchat mengimbau agar para pengguna, khususnya yang berusia di bawah 18 tahun, untuk berhenti melakukan sexting melalui layanan mereka.

Di dalam situs resmi Snapchat kini juga telah tersedia fitur baru 'Snapchat Safety Center' sebagai pusat pelaporan penyalahgunaan layanan. Diharapkan fitur ini dapat dimanfaatkan oleh para pengguna untuk menginformasikan peredara konten pornografi di Snapchat.

Meski ditengarai cukup aman, sebenarnya berbagi foto pribadi di Snapchat juga menyimpan bahaya. Di bulan Oktober 2014 kemarin contohnya, sebuah kelompok hacker bernama 'The Snappening' mengaku menguasai ribuan foto bugil dari database Snapchat.

Laporan BBC kala itu menyebutkan bahwa sekitar 200 ribu konten foto dan video porno milik pengguna Snapchat telah dibocorkan ke dunia maya. Foto-foto dan video syur itu diklaim dicuri dari aplikasi penyimpanan pihak ketiga rekanan Snapchat yang diketahui bernama Snapsaved.com.

Menurut National Society for the Prevention of Cruelty to Children (NSPCC), sekitar 40% dari konten foto dan video porno yang bocor tersebut adalah milik para remaja pengguna Snapchat.

(dhi/dew)

Video Terkini