Liputan6.com, Jakarta - Seorang direktur Bank Dunia dilaporkan berniat menuntut Microsoft lantaran anaknya secara diam-diam telah menghabiskan uang puluhan juta rupiah untuk bermain game sepakbola FIFA di konsol Xbox.Â
Sang direktur, Jeremy Hillman, menuliskan permasalahannya ini di situs medium.com dan dengan cepat menyebar luas di dunia maya. Dalam tulisannya ia menceritakan, saat mengecek tagihan kartu kredit Hillman terkaget-kaget karena melihat ada empat transaksi sebesar US$ 109 dari Microsoft. Ia sangat sadar tak pernah melakukan transaksi itu.
Usut punya usut, sang anak akhirnya mengaku bahwa rincian kartu kredit ayahnya telah didaftarkan untuk berlangganan items game di platform Xbox. Sang anak mengaku menggunakan kartu kredit tersebut untuk membeli sejumlah items karakter virtual di permainan FIFA.
Dan setelah ditelusuri lebih jauh, Hillman menemukan total transaksi yang dilakukan anaknya telah mencapai sekitar US$ 4.500 atau nyaris Rp 60 juta, tepatnya sekitar Rp 58,5 jutaan (asumsi kurs US$ 1 = Rp 13.000).
Hillman yang bekerja sebagai direktur komunikasi korporat di Bank Dunia pun bertindak dengan mengirimkan surat pengaduan pada Microsoft. Namun menurut penjelasan Hillman, Microsoft menolak untuk mengembalikan uang yang digunakan anaknya itu.
Berikut adalah surat penolakan Microsoft yang diterima Hillman seperti yang dikutip dari laman Business Insider:
"Kebijakan kami menyatakan bahwa semua pembelian adalah final dan tidak dapat dikembalikan. Setiap pembelian yang dilakukan telah kami konfirmasi melalui email XXXX.XXXX@hotmail.com (email milik sang anak), karena email tersebut didaftarkan sebagai kontak profil penagihan....Anda (pengguna) bertanggung jawab atas segala yang dilakukan via akun Anda sendiri (termasuk penggunaan yang tidak diawasi oleh orang dewasa)."
Hillman mengaku sangat kecewa dengan apa yang terjadi. Ia beranggapan harusnya Microsoft memiliki kontrol kemanan yang lebih ketat dalam hal akses konten game berbayar.
"Kehilangan uang sebesar US$ 4.500 bisa menjadi becana yang mengubah hidup bagi banyak keluarga. Bagi kami hal ini sangat menjengkelkan dan ini artinya kami harus mengirit dan sedikit melupakan kemewahan, tapi kami yakin akan pulih dengan cepat," tutur Hillman.
Masalah kontrol orangtua terhadap konten game berbayar memang menjadi isu yang cukup sering diperdebatkan. Sebelum Microsoft, Apple juga pernah tersandung masalah serupa terkait konten aplikasi berbayar di AppStore.
Pihak Microsoft sendiri belum memberi tanggapan terkait permasalahan ini.
(dhi/isk)
Anak Direktur Bank Dunia Habiskan Rp 60 Juta untuk Main Game
Masalah kontrol orangtua terhadap konten game berbayar memang menjadi isu yang cukup sering diperdebatkan.
Advertisement