Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah yang terus terdepresiasi terhadap dolar Amerika Serikat mempengaruhi berbagai bisnis yang berlangsung di Indonesia. Sektor bisnis berbasis internet diperkirakan menjadi salah satu lini industri yang terpengaruh atas melemahnya nilai tukar rupiah.
Meski begitu, bagi Lazada Indonesia fluktuasi nilai rupiah tak membuat mereka khawatir. Perusahaan penyedia situs belanja online populer itu mengaku tak merasa khawatir kenaikkan harga dolar akan mempengaruhi bisnisnya.
"Tidak ada pengaruh dari kenaikkan dolar yang cukup signifikan pada bisnis yang dijalankan Lazada. Kalaupun ada, mungkin dampak langsungnya lebih dirasakan oleh para merchant," ungkap Magnus Ekbom, CEO Lazada Indonesia di Jakarta.
Magnus sendiri mengaku memang ada kenaikkan harga pada sejumlah produk yang ditawarkan pada situs belanja online miliknya. Akan tetapi, Lazada mengklaim tak akan terlalu mempengaruhi transaksi pembelian produknya.
Lazada pun mengklaim tak mau memberikan perhatian terlalu banyak terkait melemahnya nilai tukar rupiah. Magnus mengaku berusaha tetap fokus mengembangkan industri belanja online yang sedang berkembang di Tanah Air.
Lazada Indonesia sendiri kini telah berusia 3 tahun dan mengklaim telah tumbuh dengan sangat pesat di industri e-Commerce Asia Tenggara. Perusahaan ini sudah memiliki sekitar 4 ribu karyawan untuk melayani 550 juta konsumen di enam negara di kawasan Asia Tenggara.
(den/dhi)
Rupiah Melemah, Lazada Tak Khawatir
Bagian dari Lazada Group ini pun mengklaim tak mau memberikan perhatian terlalu banyak terkait kenaikkan harga dolar
Advertisement