Sukses

Perang Google vs Uni Eropa Dimulai Bulan Depan

Google dituduh telah melakukan praktek antitrust (monopoli) bisnis berbasis internet di wilayah Eropa.

Liputan6.com, Jakarta - Dominasi Google di lini bisnis berbasis internet mulai mendapat gangguan. Dua blok politis di parlemen Uni Eropa, Partai Rakyat Eropa dan Partai Sosialis, dilaporkan akan segera melayangkan tuntutan resmi terhadap Google dalam permasalahan antitrust (monopoli) bisnis berbasis internet di wilayah Eropa. Sejumlah informasi yang beredar bahkan menyebutkan bahwa proses hukumnya akan segera dimulai pada April bulan depan. 

Bila tuntutan tersebut benar dilayangkan, maka ini akan menjadi ujian berat kedua bagi Google. Sebelumnya Google juga sempat menghadapi tuntutan serupa di kampung halaman mereka sendiri, Amerika Serikat.

Di tahun 2014 kemarin, Google beruntung dapat lolos dari hukuman Federal Trade Commission (FTC) karena 'hampir' terbukti melakukan praktek monopoli di sektor bisnis berbasis internet. Sebuah dokumen rahasia yang berasal dari tahun 2012 lalu menunjukkan bahwa Google sempat mengancam untuk menghapus semua hasil pencarian di mesin pencari Google Search yang mengarah pada pesaing mereka, Amazon dan Yelp.

Namun pada akhirnya FTC meloloskan Google dari tuduhan monopoli bisnis. Akan tetapi kali ini di Eropa tampaknya Google tidak akan seberuntung itu.

Vice President komisi antitrust Uni Eropa, Joaquin Almunia, mengutarakan bahwa Google terlalu mendominasi. Perusahaan yang berbasis di California, Amerika Serikat itu dinilai tidak objektif karena membatasi konten-konten yang dipublikasikan oleh penyedia layanan pesaing.

Selain itu, Google juga dinilai memiliki pangsa pasar yang terlalu luas di Eropa. Hal ini disebutkan 'membunuh' bisnis berbasis internet lokal lainnya di wilayah Eropa.

Faktanya memang cukup menakjubkan. Pangsa pasar Google di wilayah Eropa tercatat sebesar 90%. Angka tersebut jauh lebih besar dari pangsa pasar Google di Amerika Serikat yang 'hanya' mencapai 68%.

2 dari 3 halaman

Daftar tuduhan terhadap Google

Celakanya lagi, selain praktek monopoli bisnis, Google juga bakal menghadapi sejumlah tuduhan lain dari parlemen Uni Eropa. Berikut sederet pelanggaran regulasi yang dilakukan Google menurut parlemen Uni Eropa seperti yang dikutip dari laman Business Insider:

- Penghidaran pajak. Google bersama sejumlah perusahaan teknologi asal AS lainnya dicurigai parlemen Uni Eropa telah 'mengakali' nilai pajak mereka agar lebih rendah.

- Regulasi hak untuk dilupakan. 'Hak untuk dilupakan' berlaku bagi orang, perusahaan, atau lembaga lainnya yang tidak ingin data-data apapun yang terkait dengan mereka muncul di hasil pencarian Google. Akan tetapi Google menilai regulasi tersebut sama dengan sensor informasi di internet dan tidak sesuai dengan semangat kebebasan yang diusung dunia modern.

- Konflik publishing. Pemerintah Spanyol menginginkan Google untuk mengintegrasikan hasil pencarian mereka yang relevan dengan publisher lokal Spanyol. Namun Google menolaknya, dan berdampak pada ditutupnya layanan Google News Sevice di Spanyol.

3 dari 3 halaman

Dibela Obama

Konflik anatara Google vs Uni Eropa ini juga menarik perhatian Presiden AS, Barack Obama. Di pertengahan Februari kemarin, Obama melakukan sesi wawancara dengan editor eksekutif Re/code, Kara Swisher.

Pada kesempatan itu Obama memberikan pendapatnya atas keputusan Uni Eropa yang melucuti dominasi Google di wilayah mereka. Obama pun tanpa ragu menyebut Uni Eropa proteksionisme dan mengatakan bahwa perusahaan intenet asal Eropa belum mampu bersaing dengan Google ataupun Facebook.

"Keputusan Uni Eropa terhadap Google dan Facebook lebih kepada permasalahan komersial. Memang ada beberapa negara, seperti Jerman contohnya yang sangat sensitif dengan isu penguasaan data privasi. Namun permasalahan utamanya adalah penyedia layanan internet asal Eropa belum mampu menyaingi layanan internet kami (asal AS). Keputusan ini lebih kepada mencoba menghambat perusahaan-perusahaan asal AS untuk beroperasi di sana (Eropa) secara efektif," ungkap Obama seperti yang dikutip dari laman Re/code.

Sontak penyataan Obama tersebut membuat sejumlah petinggi Uni Eropa meradang. Ramon Tremosa, anggota komisi Uni Eropa asal Catalan, Spanyol, mengatakan kepada Financial Times bahwa pernyataan Obama telah 'melewati batas'.

(dhi/isk)

Video Terkini