Sukses

Minim Pekerjakan Wanita, Twitter Dituding Diskriminatif

Di posisi staf insinyur software, hanya ada 7 wanita dari total 164 anggota tim.

Liputan6.com, Jakarta - Twitter dituding telah mendiskreditkan hak asasi wanita. Salah seorang mantan karyawan Twitter, Tina Huang, telah merampungkan usulan gugatan hukum class action terkait kasus diskriminasi gender.

Huang menuding Twitter telah menerapkan sistem promosi jabatan yang rumit dan tidak adil bagi pekerja wanita. Gugatan hukum Huang melingkupi dua permasalahan besar, yang pertama adalah Twitter dinilai menerapkan standar yang berbeda dalam hal persyaratan promosi jabatan dan kenaikan gaji antara wanita dan pria.

Yang kedua, Twitter juga dinilai secara sengaja tidak memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu terkait peluang promosi jabatan kepada para pekerja wanitanya.

Selain itu, dalam gugatannya Huang juga menuliskan, "Twitter memberi 'pembalasan' kepada para pekerja wanita yang mengeluhkan perlakuan tidak adil."

Berbicara kepada San Fransisco Chronicle, Huang beranggapan bahwa ketidaksetaraan gender di Twitter sudah terlalu parah. "Di posisi staf insinyur software tempat saya bekerja, hanya ada 7 wanita dari total 164 anggota tim. Jumlah tersebut hanya sekitar 4%," ungkap Huang seperti yang dikutip dari laman Business Insider.

Huang sendiri bekerja di Twitter untuk periode 2009-2014. Dalam jangka waktu 5 tahun, ia sempat menempati berbagai posisi di divisi rekayasa software. 5 Tahun berkarir tanpa promosi jabatan, Huang mengaku memberanikan diri untuk berbicara langsung pada CEO Twitter, Dick Costolo. Namum keluhan yang disampaikannya kerap diabaikan, malahan Huang ditawarkan untuk mengambil cuti. Pada akhirnya ia pun memutuskan untuk mengundurkan diri.

Menanggapi hal ini, seorang juru bicara Twitter memberikan pernyataan yang berbunyi, "Nona Huang mengundurkan diri secara sukarela dari Twitter, setelah para pemimpin kami mencoba membujuk dia untuk tetap tinggal. Di tidak dipecat. Twitter sangat berkomitmen untuk lingkungan kerja yang mendukung keragaman, dan kami percaya telah memperlakukan Huang secara adil."

Faktanya keragaman gender di lingkungan kerja Twitter memang cukup meragukan. Menurut laporan statistik keragaman pekerja yang dirilis Twitter tahun lalu, disebutkan bahwa 70% karyawan Twitter adalah pria dan 90% karyawan di sektor teknis adalah pria. Porsi untuk pekerja wanita masih sangat minim di perusahaan jejaring sosial populer ini.

(dhi/isk)Â