Liputan6.com, Jakarta - Melemahnya nilai tukar mata uang Indonesia terhadap dolar Amerika Serikat berpengaruh pada berbagai lini bisnis. Industri teknologi merupakan salah satu bisnis yang terdampak atas melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
Fujitsu Indonesia mengklaim perusahaannya turut terkena dampak dari harga dollar Amerika Serikat yang melambung tinggi. Banyaknya produk yang berasal dari luar negeri ditengarai menjadi penyebab utama hal tersebut.
"Produk yang kita tawarkan sekitar 60% berupa solusi dan hardware yang notabene berasal dari luar negeri seperti Jerman dan Jepang, otomatis sebagian produk kita kena imbas harga naik karena dollar dan yen melambung," ujar Achmad Sunuadji Sofwan, Managing Director Fujitsu Indonesia.
Secara rinci Sofwan mengungkapkan, produk yang terdampak harga dollar Amerika Serikat berupa server, hardisk, komputer jinjing, komputer meja maupun produk solusi berupa software.
Beruntung, Fujitsu juga memiliki lini produk berupa layanan jasa yang dikerjakan tenaga kerja asal Indonesia yang dibayar menggunakan rupiah. Produk berupa jasa ini disebutkan cukup membantu perusahaan dalam menjalankan bisnis di tengah nilai tukar rupiah yang tergilas seperti sekarang.
"Bisnis kita terbantu dengan produk yang berupa layanan, ini nggak terdampak karena dikerjakan oleh orang Indonesia yang digaji pakai rupiah. Ke depannya akan kita tingkatkan lagi produk berupa layanan ini untuk mengamankan bisnis ketika rupiah melemah," tambah Sofwan.
Lebih lanjut, Sofwan mengaku dari sisi nilai transaksi perusahaannya mengalami penurunan sebesar 10% hingga 15% sejak rupiah yang melemah. "Kita harap segera pulih dan bisnis berjalan kembali normal," harap Sofwan di Kantor Fujitsu Indonesia.
(den/dew)
Rupiah Tergilas, Bisnis Fujitsu Ikut Lemas
Produk yang terdampak harga dollar berupa server, hardisk, komputer jinjing, komputer meja hingga software.
Advertisement