Liputan6.com, Jakarta - Ekosistem teknologi 4G LTE (Long Term Evolution) di Indonesia sedang digenjot oleh berbagai pihak agar tumbuh dan segera matang. Salah satu permasalahan yang masih cukup mengganjal ialah tingginya harga perangkat pendukung 4G.
Hal itu rupanya menjadi peluang besar bagi pemain lokal untuk tumbuh dan berkembang di pasar perangkat 4G. Polytron menjadi perusahaan pembuat ponsel asal Indonesia yang memulai tren pembuatan handset 4G lokal dengan harga terjangkau.
"Kita mau menghadirkan produk berkualitas dan pakai teknologi terbaru dengan harga terjangkau, kebetulan pasar 4G baru dikembangkan jadi momennya pas buat Polytron. Targetnya, kita bisa jadi nomor 3 di pasar smartphone 4G Indonesia," ungkap Usun Pringgodigdo, General Manager Mobil Phone Divison Polytron Indonesia.
Saat ini, pangsa pasar ponsel yang dimiliki Polytron diakui masih sangat kecil. Namun demi mencapai ambisinya jadi nomor 3 di pasar kategori smartphone 4G Tanah Air, Polytron mengaku akan menambahkan lini produk terbaru berteknologi 4G di harga Rp 1 juta sampai Rp 3 juta.
"Sebelumnya pangsa pasar ponsel Polytron masih sangat kecil. Namun sejak tahun ini kami segera menambah jumlah lini produksi dengan mengedepankan produk murah namun berkualitas," papar Usun di sela diskusi IndoTelko Forum bertema '4G & Rich Content' di Jakarta.
Kebijakan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dari pemerintah yang rencananya mulai diimplementasikan pada 1 Januari 2017 diklaim Usun menjadi faktor pendukung bagi perusahaan lokal untuk berkembang di pasar ponsel 4G.
Soal kandungan lokal, Polytron mengaku telah melampaui angka 35% melalui pabriknya di Kudus, Jawa Tengah dari 40% yang ditetapkan pemerintah. Perusahaan ini mengklaim masih akan terus berupaya meningkatkan jumlah kandungan lokal yang ada di perangkatnya.
(den/isk)
Polytron Incar Posisi 3 Besar di Pasar Smartphone 4G
Polytron menargetkan untuk menjadi nomor tiga di pasar smartphone 4G Indonesia.
Advertisement