Liputan6.com, Jakarta - Fungsi Facebook kini tak sekedar sebagai jejaring sosial semata, namun juga sebagai platform yang menyediakan berbagai jenis informasi. Dengan potensi tersebut, mereka kini dilaporkan membuat gebrakan baru dengan mulai bertindak sebagai agregator berita.
Ya, per hari Rabu (13/5/2015) kemarin, di aplikasi mobile Facebook sudah dimunculkan berita dari 9 media besar, yakni New York Times, National Geographic, BuzzFeed, NBC, The Atlantic, The Guardian, BBC News, Spiegel dan Bild. 9 media ternama dunia itu menjadi rekanan awal Facebook dalam menuver barunya merambah bisnis agregator berita.
Menurut koresponden BBC, Rory Cellan-Jones, Facebook selama ini secara tidak langsung memang sudah menjalankan fungsi sebagai agregator berita. Facebook, menurut Rory, sangat paham akan kelebihannya itu dan mereka hanya perlu membawanya ke ranah bisnis.
Advertisement
"Dimana Anda mendapatkan berita online selama ini? Untuk jutaan orang, jawabannya adalah Facebook, dan sekarang raksasa media sosial itu membuat proses akses berita secara online semakin mudah melalui layanan mereka," tulis Rory seperti yang dikutip dari laman BBC, Kamis (14/5/2015).
Menurut yang dilaporkan laman The Verge, kesepakatan Facebook dan 9 media rekanannya itu sudah berlangsung sejak pertengahan tahun 2014 lalu. Seharusnya Facebook memiliki lebih dari 9 rekanan media. Hanya saja, sejumlah media termasuk The Wall Street Journal, bersikap sangat berhati-hati dengan kesepakatan Facebook.
Sebab, keputusan Facebook masuk ke ranah agregator berita dinilai mampu meningkatkan ketergantungan media terhadap media sosial besutan Mark Zuckerberg tersebut.
Faktanya, memang di bawah kesepakatan itu pihak media harus `merelakan` artikel dan konten berita online lainnya yang mereka produksi berjalan dan di akses via server Facebook. Hal ini diklaim pihak Facebook akan memberikan kecepatan lebih pada pergerakan arus informasi.
"Kami pikir yang terpenting di sini (berita) adalah kecepatan," kata Chief Product Office Facebook, Chris Cox.
(dhi/isk)