Sukses

Teknologi Transplantasi Tubuh Manusia Bukan Sekadar Mimpi

Sekelompok ilmuwan berhasil mengembangkan organ tubuh tikus untuk kepentingan teknologi transplantasi manusia buatan.

Liputan6.com, Jakarta - Anda tahu salah satu musuh bebuyutan Spiderman yang bernama Lizard? Ya, monster kadal tersebut memiliki kekuatan biologis dimana ia mampu menumbuhkan anggota tubuhnya ketika terpotong atau terluka.

Nah, rupanya fenomena biologis ini sedang benar-benar dikembangkan di dunia nyata oleh sekelompok tim peneliti di Massachusetts General Hospital, Amerika Serikat.

Mereka memang tidak meneliti fenomena tersebut untuk membuat Lizard yang sebenarnya di dunia nyata, namun mereka rupanya sedang mengembangkan teknologi transplantasi manusia buatan.

Laman CNET, Senin (8/6/2015) melansir bahwa objek yang diusung untuk penelitian ini adalah dengan memakai anggota organ tubuh tikus. Dengan menggunakan organ tubuh hewan pengerat tersebut, tim peneliti mencoba untuk memanfaatkan jaringan vaskular (pembuluh darah) dan jaringan otot yang masih berfungsi.

Harald Ott, senior peneliti dari Departemen Bedah dan Pusat Kedokteran Regeneratif Massachusetts General Hospital mengatakan bahwa sifat komposit dari anggota badan manusia membuat pengembangan pengganti biologis fungsional menjadi sangat menantang.

"Anggota tubuh tersebut termasuk otot, tulang rawan, pembuluh darah, tendon, ligamen dan saraf. Masing-masing harus dibangun kembali dan memerlukan struktur pendukung khusus yang disebut matriks," ujar Harald.

"Kami telah menunjukkan bahwa kami bisa mempertahankan matriks semua jaringan ini dalam hubungan alami mereka satu sama lain, yaitu kami dapat mengkulturkan seluruh konstruk selama periode waktu yang lama, dan kami dapat mengisi kembali sistem pembuluh darah dan otot," tambahnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa otot dan pembuluh darah telah ditumbuhkan di laboratorium dari sebuah sel induk. Pembuluh darah tersebut bahkan telah ditransplantasi ke pasien, yang terbuat dari sel sendiri. Menggunakan material genetik pasien sendiri justru dapat mengurangi risiko penolakan transplantasi dan menghilangkan kebutuhan obat penekan kekebalan tubuh seumur hidup.

Dr Harald menjelaskan mengenai masalah terkait penumbuhan seluruh anggota tubuh. Anggota tubuh manusia sendiri jauh lebih kompleks dan mengandung lebih dari satu jenis jaringan tunggal.

Dengan hadirnya terobosan penelitian ini, nantinya diharapkan bahwa operasi transplantasi anggota tubuh manusia menggunakan bahan biologis pasien sendiri dapat menjadi kenyataan.

(jek/dew)