Liputan6.com, Jakarta - Di tengah hebohnya isu ribuan asteroid yang akan menghantam bumi hingga suara terompet sangkakala, rupanya terdapat satu teori yang menjelaskan bahwa nasib bumi tidak akan berakhir karena rentetan kejadian alam tersebut.
Bumi disebutkan justru akan berakhir dalam sebuah peristiwa alam yang bernama `Big Rip`. Big Rip merupakan sebuah peristiwa alam yang konon akan mengakibatkan akhir kehidupan yang berada di seluruh galaksi.
Peristiwa tersebut akan `menyedot` semua benda luar angkasa termasuk Bumi, mulai dari bintang, planet, atom, partikel subatomik bahkan hingga galaksi sekalipun akan tercampur dan menjadi porak poranda.
Berbeda dengan istilah `Big Bang` yang konon merupakan ledakan yang menciptakan kehidupan, Big Rip justru `menyedot` kehidupan dan mengakhiri semuanya.
Teori Big Rip ini pertama kali diungkapkan pada tahun 2003. Secara penjelasan harafiah, semesta akan berakhir di dalam Big Rip ketika alam semesta akan mengembang dan pada akhirnya robek terpisah.
Baru-baru ini, para peneliti Vanderbilt University di Nashville, Tennessee menemukan formulasi matematika yang mendukung teori Big Rip tersebut. Bahkan, mereka memperhitungkan bahwa kiamat besar akan terjadi dalam waktu 22 miliar tahun lagi dikarenakan peristiwa ini.
"Ketika Big Rip terjadi, konstituen materi akan memisahkan diri satu sama lain. Anda akan melihat semua atom yang terkoyak. Tidak bisa dibayangkan peristiwa ini merupakan kejadian dramatis namun mengerikan secara bersamaan" kata Dr Marcelo Disconzi sebagaimana dilansir laman Telegraph, Senin (6/7/2015).
Namun demikian, para ilmuwan pun tetap terus mempelajari apakah teori Big Rip mungkin terjadi dengan mengembangkan berbagai macam kemungkinan, mereka bahkan mempelajari ilmu teori Supernova.
Teori ini bergantung pada sebuah asumsi bahwa alam semesta memang akan terus berkembang lebih cepat, yang akhirnya nanti akan menyebabkan Big Rip.
"Secara matematis memang kami tahu apa artinya ini (Big Rip). Tapi apa yang sebenarnya berarti di dalam hal fisik sulit untuk mengerti," lanjut Dr Disconzi.
Para ilmuwan mencoba untuk menelisik lebih jauh terkait teori Big Rip ini. Selain perkembangan alam semesta yang terus menerus berjalan dan menua, juga dijelaskan bahwa penyebab Big Rip juga berasal dari cairan lengket partikel ruang angkasa yang memiliki tingkat viskositas dan dapat melakukan perjalanan lebih cepat dari kecepatan cahaya.
Terlepas dari semua teori sains ini, para ilmuwan tersebut mengungkap bahwa semua ini masih dalam tahap praduga dan asumsi. Big Rip bisa saja terjadi, namun untuk menuju proses peristiwa tersebut justru memakan waktu yang begitu lama dan tidak ditentukan.
(jek/dew)
Kiamat Besar-besaran Terjadi 22 Miliar Tahun Lagi?
Big Rip, begitulah sebutan `kiamat besar` yang akan terjadi dalam waktu 22 miliar tahun lagi
Advertisement