Liputan6.com, Jakarta - Kehadiran layanan transportasi berbasis aplikasi GoJek masih mengundang kontroversi. Di satu sisi, popularitas GoJek melesat cepat karena memberikan kemudahan bagi para penggemarnya. Sementara di sisi lain, GoJek dinilai sebagian pihak mengancam keberadaan ojek pangkalan.
Sejumlah kasus intimidasi terhadap para pengemudi GoJek sempat mengemuka. Mulai dari kasus pelarangan menaikan dan menurunkan penumpang di sejumlah tempat, hingga beberapa konflik dengan ojek pangkalan yang menjurus pada tindak kekerasan.
Untuk menghadapi permasalahan ini, menurut Client Officer GoJek Maulana Pandu, pihaknya telah menyiapkan 3 (tiga) Jurus andalan.
"Yang pertama, sejak ada beberapa kasus kemarin, kami sudah membentuk tim khusus yang turun untuk sosialisasi ke pangkalan-pangkalan ojek. Kami edukasi mereka keuntungan bergabung dengan GoJek," ujar Pandu.
Kedua, Pandu mengungkapkan bahwa pihaknya juga telah memberi penyuluhan terhadap para pengemudi agar menghindari keributan.
"Kami sarankan untuk menghindar, jangan ditanggapi, ikuti saja maunya. Jangan ada niatan membalas apapun," sambungnya.
Ketiga, bila dalam kondisi yang dikira membahayakan, GoJek sudah siapkan nomor darurat untuk menghubungi Tim GoJek yang akan turun langsung ke lokasi.
"Kalau sudah terlalu berat masalahnya kami libatkan pihak kepolisian," jelas Pandu di sela-sela acara Street Smart Program bersama Rivat Driving Labs di Lapangan Terbang Pelita, Pondok Cabe, Rabu (8/7/2015).
(dhi/isk)
3 Jurus Andalan GoJek Hadapi Intimidasi Ojek Pangkalan
Sejumlah kasus intimidasi terhadap para pengemudi GoJek sempat mengemuka.
Advertisement