Liputan6.com, Jakarta - Kontroversi terkait layanan transportasi berbasis Aplikasi GoJek terus berlanjut. Belum selesai masalah penolakan yang berasal dari para pengemudi ojek pangkalan, kini sejumlah netizen lewat jejaring sosial mulai mengeluhkan kualitas layanan GoJek.
Popularitas GoJek memang menanjak dengan cepat dan banyak mendapat sambutan baik dari warga, khususnya di wilayah DKI Jakarta. Terlebih, manajemen GoJek terus bergerilya dengan beragam promo dan pilihan order yang disajikan.
Ada beberapa sebab tentunya. Pertama, Driver GoJek mulai banyak penolakan jika ada yang order. Tak tahu apa penyebab utamanya, namun kini para driver GoJek banyak melakukan penolakan untuk mengangkut para penumpang.
Namun, beberapa orang mengklaim bahwa GoJek kini sudah tidak seasyik dahulu. Bahkan, sebagian netizen mengatakan mereka kini mulai enggan menggunakan jasa GoJek.
@gojekindonesia orderan gojek ku gak kunjung datang. Wasting time nih nungguin lama
— khusuma-ari (@arikhusuma) July 9, 2015
Masalah jarak tempuh yang dipesan penumpang menjadi salah satu hal yang tampaknya dipertimbangkan pengemudi GoJek. Mereka dinilai tidak mau mengantar penumpang dengan jarak dekat atau terlalu jauh, di atas 25 km.
Kedua, para pengguna layanan jasa GoJek terkadang sulit bahkan perlu menunggu puluhan menit jika ingin mendapatkan driver yang ingin mengantar mereka ke tempat tujuan. Padahal, banyak dari driver GoJek yang mangkal disekitar perkantoran di Jakarta seperti kawasan Senayan City. Apalagi saat prime time.
Baca Juga
Nyebelin itu pesen gojek lama ga dapet-dapet. Giliran udh duduk di taxi, notifikasinya baru dapet. Kzl -_-
— LingLing (@lindaleenk) July 7, 2015
Kondisi tersebut memperlihatkan bagaimana pengemudi GoJek terkadang tidak menggunakan aplikasi mereka sebagaimana mestinya. Di waktu-waktu prime time, seperti pulang jam kerja di pukul 4-7 malam, mereka memilih mangkal di pusat-pusat perkantoran.
Advertisement
Ini daerah jakarta barat pesen gojek aja lama di? Padahal di map banyak @gojekindonesia
— Leo MTV (@Leo_MTV) July 7, 2015
Â
(dhi/isk)