Liputan6.com, Jakarta - Mozilla telah memblokir plugin Flash secara otomatis dari browser Firefox-nya, sehari setelah Chief Security Facebook, Alex Stamos, meminta Adobe untuk menghentikan layanan Flash-nya.Â
Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Head of Support Firefox di Mozilla, Mark Schmidt, melalui akun Twitter miliknya.
BIG NEWS!! All versions of Flash are blocked by default in Firefox as of now. https://t.co/4SjVoqKPrR #tech #infosec pic.twitter.com/VRws3L0CBW
— Mark Schmidt (@MarkSchmidty) July 14, 2015
Â
Langkah pemblokiran ini dilakukan bukan tanpa alasan. Sebelumnya perusahaan spyware, Hacking Team, mengklaim telah menemukan celah keamanan yang cukup berbahaya pada Flash. Mereka dapat menggunakan Flash untuk mengambil alih komputer orang dari jarak jauh dan menginfeksinya dengan malware.
Hacking Team juga mengungkap bahwa data cache file sebesar 400 GB miliknya telah berhasil dibobol dengan memanfaatkan celah keamanan pada Flash tersebut.
Lewat akun Twitter-nya, Schmidt menyatakan bahwa semua versi Flash telah diblokir dari Firefox. Itu berarti pengguna Firefox tidak akan bisa mengaktifkan plug-in untuk mengakses konten-konten Flash, mereka harus mencari browser lain jika harus menggunakan Flash. Pengguna browser Firefox juga dapat mengaktifkan Flash di browser-nya melalui menu "Settings".
Kendati Flash kini diblokir, Mozilla mengatakan bahwa ada kemungkinan Flash akan diaktifkan kembali pada Firefox suatu hari nanti. Jadi, pemblokiran ini tidak bersifat permanen.
"Agar jelas, Flash hanya diblokir sampai Adobe merilis versi terbaru yang tingkat keamanannya lebih baik," kata Schmidt lewat tweetnya.
Sampai berita ini diturunkan, pihak Adobe sendiri belum bersedia angkat bicara.
Flash Mulai Ditinggalkan
Meski Flash diblokir, pengguna browser Firefox sebagian besar tidak akan melihat perubahannya. Sebab, kurang dari 11% situs web yang menggunakan Flash, menurut perusahaan survei teknologi, W3Techs. Teknologi Flash sekarang sudah mulai ditinggalkan oleh perusahaan-perusahaan besar termasuk Facebook.
Flash sendiri merupakan jenis software yang disebut "middleware", sebuah add-on extension untuk browser yang memungkinkan konten yang kaya untuk dilihat. Satu dekade yang lalu Flash memang banyak digunakan. Sebagian besar digunakan pada game-game berbasis Web, animasi dan video.Â
Saat YouTube diluncurkan pada tahun 2005, video-videonya sepenuhnya berbasis Flash, yang mengharuskan pengaksesnya untuk menginstal plug-in Flash agar bisa menonton video di YouTube.
Namun, semuanya mulai berubah memasuki tahun 2010. Steve Jobs menulis sebuah surat terbuka tentang keamanan Adobe. Ia menyalahkan Flash player yang menyebabkan Mac menjadi crash dan menyebut Flash memiliki "salah satu catatan keamanan terburuk pada tahun 2009". Jobs mengungkapkan kalau Flash tidak akan lagi dibutuhkan untuk menampilkan video ataupun konten lainnya di internet.
iPhone sendiri tidak men-support Flash. Meskipun smartphone berbasis Android awalnya didukung Flash, Adobe kemudian menghentikan dukungan Flash untuk semua smartphone pada tahun 2011.Â
Sementara itu, YouTube pada akhir Januari secara resmi telah meninggalkan Flash dan beralih ke teknologi HTML5 untuk menyediakan layanan video streaming. Game-game di Facebook yang menggunakan Flash juga semakin jarang diminati.
(dew/hdy)