Sukses

Minum Obat Bisa Pakai Remote Control

Ilmuwan di Washington University di St Louis tengah mengembangkan remote control yang dapat mentransfer obat ke otak pasien.

Liputan6.com, Jakarta - Sekelompok peneliti tengah berusaha untuk memudahkan para pasien depresi, epilepsi, dan masalah neurologis lainnya ketika ingin meminum obat.

Dalam hal ini para ilmuwan di Washington University di St Louis tengah mengembangkan remote control yang dapat mentransfer obat ke otak para pasien secara langsung.

Mengutip laman Ubergizmo, Selasa (21/7/2150), untuk saat ini mereka belum melakukan percobaan terhadap manusia, tetapi mereka telah berhasil menanamkan perangkat berukuran sehelai rambut ke dalam otak tikus.

Tujuan diciptakannya teknologi ini adalah untuk memberikan obat secara langsung ke bagian-bagian tertentu dari otak, yang menurut para peneliti akan membantu mengurangi efek samping dari obat jenis tertentu. 

Menurut co-principal investigator Michael R. Bruchas, PhD, yang juga dikenal sebagai profesor anestesiologi dan neurobiologi, di masa depan hal ini mungkin dapat memproduksi obat terapi yang dapat diaktifkan dengan cahaya.

Dengan sebuah perangkat kecil yang ditanamkan ke dalam otak, tambah Bruchas, secara teoritis bisa memberikan obat ke area otak tertentu dan mengaktifkan obat yang diperlukan.

"Pendekatan ini berpotensi memberikan terapi yang jauh lebih bertarget tetapi memiliki efek samping yang lebih sedikit," terangnya.

Perangkat ini juga dapat digunakan untuk mengaktifkan sel-sel otak tertentu dengan cahaya yang juga dipicu oleh remote control.

Teknologi implan ini diklaim telah dirancang khusus untuk menjadi lembut seperti jaringan otak, sehingga memungkinkan untuk tinggal di otak dalam jangka waktu yang lama tanpa menyebabkan kerusakan atau peradangan pada otak.

(isk/dhi)