Liputan6.com, Jakarta - Tak dapat dipungkiri lagi, eksistensi Twitter sebagai salah satu jejaring sosial terpopuler di dunia mulai meluntur. Buktinya, pertumbuhan pengguna baru Twitter dilaporkan sudah mulai melambat, mereka dikabarkan stuck pada angka 300 jutaan pengguna aktif.
Bahkan, dalam laporan keuangan kuartal kedua tahun 2015 ini, masalah tersebut berdampak pada merosot tajamnya harga saham Twitter di lantai bursa.
Mengutip laman Reuters, Rabu (29/7/2015), harga per lembar saham Twitter jatuh hingga 11%. Kondisi ini dipicu oleh kekhawatiran mayoritas investor yang menganggap jumlah pengguna Twitter sudah "mentok".
"Hal ini tak dapat diterima dan tidak menyenangkan bagi kami," ujar Jack Dorsey selaku co founder dan CEO interim Twitter mengisi posisi yang ditinggal Dick Costolo. Â
Menurut data yang dirilis, pertumbuhan jumlah pengguna Twitter di kuartal kedua tahun ini sangat lambat, yakni naik dari 302 juta ke 304 juta pengguna. Hanya naik 2 juta pengguna.
Pihak Twitter sendiri mengakui bahwa pencapaian tersebut merupakan pertumbuhan terendah yang pernah mereka alami sejak go public (IPO) pada 2013 silam.
Namun begitu, dari segi pendapatan sebenarnya Twitter mengalami kenaikan yang lumayan menggembirakan. Mereka meraih total pendapatan sebesar US$ 502,4 juta alias naik 61% dari periode yang sama tahun lalu.
(dhi/dew)
Â