Liputan6.com, Jakarta - Microsoft akhirnya meluncurkan sistem operasi (OS)Â Windows 10 secara resmi di 190 negara, termasuk Indonesia. Namun sayangnya masih ada kritik untuk OS tersebut.
Laman Daily Mail, Sabtu (1/8/2015), menyoroti komentar negatif dari Senior Editor PC World, Mark Hachman. Ia mengkritik opsi berlangganan untuk memainkan game Solitaire di Windows 10.
Menurut Hachman, keputusan Microsoft itu termasuk aneh. Solitaire memang merupakan game yang bisa dimainkan secara gratis, namun untuk bisa bermain tanpa iklan maka harus membayar sebesar US$ 1,5 per bulan atau US$ 9,99 per tahun.
"Netflix mengenakan biaya US$ 7,9 per bulan untuk streaming ribuan film dan acara TV. Spotify, Slacker, Rdio dan layanan lainnya mengenakan biaya sekira US$ 10 per bulan untuk musik gratis. Sedangkan Microsoft? Mereka ingin Anda membayar US$ 1,50 per bulan agar bisa bermain Solitaire tanpa iklan," ungkap Hachman.
Berdasarkan laporan Daily Mail, game yang kini bernama Microsoft Solitaire Collection tersebut menampilkan iklan full screen berdurasi antara 15 - 30 detik. Sedangkan versi premium tidak memiliki iklan, serta menawarkan lebih banyak koin untuk 'Daily Challenges'.
Hachman pun menilai biaya yang harus dirogoh untuk upgrade ke versi premium Solitaire, kemungkinan berhubungan dengan alasan mengapa pengguna bisa upgrade Windows 10 gratis.Â
"Mengingat Windows 10 gratis, jadi mungkin mengeluh terlalu banyak terlihat tidak sopan. Tapi saya pikir, mungkin apa yang kita dapatkan adalah sebab mengapa Windows 10 bisa gratis. Adilkah?" tuturnya.
(din/dew)
Game Solitaire Windows 10 Dikritik
Biaya upgrade game Solitaire dinilai aneh, jika dibandingkan dengan layanan berbayar lain seperti Netflix dan Spotify.
Advertisement