Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan teknologi di bidang kesehatan telah banyak menghasilkan inovasi yang sangat berguna. Salah satunya adalah pengembangan mata bionik yang dapat membantu penglihatan tunanetra.
Teknologi yang dikenal sebagai "Second Sight" ini sebenarnya tidak langsung mengembalikan penglihatan, namun dapat membantu para pengidap tunanetra untuk dapat membedakan terang dan gelap.Â
Perangkat terbaru yang dirilis oleh pengembang teknologi ini diberi nama "Argus II". Perangkat ini terdiri atas susunan sensor yang diletakkan di dalam mata serta kacamata khusus yang harus dipakai setiap saat. Sebelumnya, Argus I sempat diperkenalkan pertama kali tahun 2002 silam.
Kacamata inovatif ini mampu menangkap cahaya di sekitar penderita dan kemudian diterjemahkan menjadi impulse elektrik yang diteruskan melalui Wi-Fi ke receiver di mata. Proses ini akan mengirimkan informasi ke retina, lalu otak akan menerjemahkan impulse tersebut sebagai cahaya yang dapat dilihat penderita.
Sertifikasi yang dikeluarkan FDA mengenai prosedur ini sudah dikeluarkan sejak tahun 2013, serta telah ada 100 pasien di dunia yang telah mendapat perawatan memanfaatkan teknologi ini.
Meskipun alat ini tidak mampu memberikan kemampuan penglihatan yang menyeluruh, namun kemampuan yang ditawarkannya dapat menjadi awal yang menjanjikan bagi penderita dengan masalah penglihatan.
Seperti dikutip dari laman BGR, salah satu penderita bernama Carmen Torres yang telah menjalani perawatan dengan alat ini mengatakan bahwa menggunakan Argus II seperti sedang mempelajari bahasa baru. Sebab, ia diharuskan mempelajari jenis cahaya yang ditampilkan objek yang ingin dilihat.Â
(dam/dhi)Â
Argus II, Mata Bionik untuk Membantu Tunanetra
Mata buatan ini diharapkan dapat membantu tunanetra dapat melihat kembali.
Advertisement