Liputan6.com, Jakarta - Ada isu menarik yang saat ini merebak di lingkungan Silicon Valley, markas besar banyak perusahaan teknologi.
Menurut desas-desus yang ramai beredar di jejaring sosial, pengangkatan Sundar Pichai menjadi CEO baru bukan sekadar bagian dari strategi restrukturisasi perusahaan yang dilakukan oleh Google. Namun, langkah ini juga dilakukan Google untuk "memagari" Pichai dari godaan Twitter.
Ya, pasca ditinggal Dick Costolo, Twitter hingga kini memang belum memiliki CEO permanen. Co-founder Jack Dorsey untuk sementara didapuk sebagai CEO interim jejaring sosial berlogo burung biru.
Namun sayang, kabarnya para investor meragukan kemampuan Dorsey. Dewan Direksi Twitter pun mendesak jajaran manajemen untuk segera menemukan pengganti Costolo, dan Pichai dilaporkan adalah salah satu kandidat yang diinginkan.
Berdasarkan keterangan sumber terpercaya yang berhasil dihubungi Business Insider, manajemen Twitter sebenarnya sudah pernah menawarkan posisi CEO kepada Pichai sekitar 3 tahun lalu.
Akan tetapi, usaha Twitter itu terendus Google. Google pun langsung bertindak "melindungi" Pichai dengan memberikan gaji dan kompensasi jabatan yang lebih besar. Langkah Google itu berjalan mulus dan Pichai menolak tawaran Twitter.
Kini, keinginan Twitter untuk merekrut Pichai pun semakin tertutup dengan diangkatnya mantan VP of Product Android tersebut sebagai CEO Google.
Google sendiri baru saja mengumumkan restrukturisasi perusahaan dengan mendirikan Alphabet yang bertindak sebagai induk perusahaan. Larry Page yang sebelumnya mengisi posisi CEO Google kini menjadi CEO Alphabet.
(dhi/isk)